Ahad 02 Jul 2017 19:29 WIB

DPR RI: 15 Komponen yang Harus Menjadi Perhatian Kemenag (1)

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Gita Amanda
Calon jamaah haji. (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Calon jamaah haji. (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi VIII Dewan Perwailan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Sodik Mudjahid mengatakan Kementrian Agama (Kemenag) perlu memperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan persiapan pelaksanaan ibadah haji tahun 2017. Ada lima belas bidang yang harus benar-benar diawasi.

"Pertama, kesiapan jamaah, sesempurna apapun fasilitas dan regulasi, jika jamaah tidak disiapkan dengan baik maka akan selalu menimbulkan masalah. Apalagi karena haji adalah extraordinary event, maka manasik harus memiliki pola baru yang materi, metode dan frekuensinya sudah ditambah serta harus dilaksanakan dengan lebih baik untuk membentuk jamaah yang lebih siap," kata dia kepada Republika.co.id, Ahad (2/7).

Kedua, kesiapan petugas haji. Petugas kloter dan non-kloter harus dilatih lebih baik sesuai perencanan dan anggaran yang telah ditetapkan dalam penetapan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH).

"Petugas yang harus diprioritaskan adalah pemimpin langsung seperti ketua regu, ketua rombongan, petugas kesehatan, petugas perlindungan dan keamanan, pembimbing ibadah, petugas imigrasi, petugas fasilitas umum dan makanan," ujar Sodik.

Ketiga, penanganan visa. Proses pendaftaran pembuatan passport harus lebih akurat dan cepat agar proses visa jauh lebih cepat. Tahun lalu menurutnya, ada data jamaah yang berbeda terkait nama dalam paspor. Selain itu ada kasus lain yang banyak dan menghebohkan seperti keterlambatan visa sehingga satu atau dua kloter harus tertunda keberangkatannya. "Masalah ini jangan sampai terulang," katanya.

Keempat, pengelompokkan jamaah. Jamaah suami istri, jamah satu keluarga, jamaah satu Kelompok Bimbingan Ibadah Haji, dan jamaah satu kota diusahakan jangan terpisah. Tahun lalu banyak jamaah ini terpisah dan meresahkan bagi mereka.

Kelima, manajemen jadwal embarkasi dan keberangkatan. "Rencanakan dan pastikan waktu di embarkasi dengan keberangkatan secara layak," kata Sodik. Sebab tahun lalu ada jamaah yang di embarkasi hanya dua sampai empat jam saja. Sehingga ini merepotkan bagi jamaah lansia dan risiko tinggi yang berakibat kelelahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement