REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kasus jamaah yang gagal berangkat ke tanah suci tidak hanya dialami di Indonesia. Kasus-kasus seperti ini juga terjadi di Nigeria hingga Inggris.
Dilansir Arab News, Senin (10/7), Asosiasi haji Inggris dan kepolisian kota London memperingatkan jamaah terkait penipuan paket haji. Meski pelaporan soal ini terus menurun setiap tahun.
Masalah ini mendapat perhatian cukup signifikan di Inggris. Apalagi di waktu-waktu menjelang musim haji. Dewan Haji Inggris atau Council of British Hajis (CBHUK) mengatakan turunnya jumlah laporan bukan berarti kasus berkurang.
CEO CBHUK, Rashid Mogradia mengatakan, banyak jamaah tidak melapor karena ancaman atau malu. "Ada ancaman dari agen travel, juga korban merasa malu," kata dia pada Arab News.
Penipuan haji melibatkan paket yang sebenarnya tidak ada. Jamaah membayar untuk tempat yang tidak tersedia. Selain itu, ada juga laporan akomodasi yang ternyata tidak sesuai standar.
Mogradia mengimbau, agar jamaah selalu memeriksa kualitas operator perjalanan. Selain itu, apakah mereka terdaftar dan berlisensi di Air Travel Organizer's Licence (ATOL) atau tidak.
"Banyak hal yang harus dilakukan untuk mengedukasi jamaah, karena masih banyak yang memilih perusahaan travel tanpa lisensi," kata Mogradia. Menurut survei November 2016, tercatat 47 persen responden tidak memeriksa lisensi operator perjalanan haji mereka.
Karena hal ini, Sekjen Association of British Hujjaj, Khalid Pervez menggelar, kampanye untuk meningkatkan kesadaran. Bahwa penipuan haji dan umrah bisa diminimalisasi dengan aktif memeriksa kualitas travel.
Salah satu caranya adalah dengan menelusuri rekam jejak travel. Harga murah belum tentu jadi ciri penipuan. Situs Hajratings.com membantu calon jamaah untuk mengetahui calon operator mereka.
Easy Haj adalah perusahaan berlisensi UK ATOL yang menempati peringkat pertama di situs ini. Mereka memiliki standar harga 4.884 dolar AS per orang untuk satu paket haji. Banyak operator lain yang menawarkan harga lebih mahal.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
