REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prosentase jamaah haji risiko tinggi hampir sama setiap tahunnya berkisar 65 hingga 75 persen. Yang termasuk kriteria risti adalah jamaah haji lanjut usia diatas 60 tahun dan jamaah haji yang memiliki penyakit degeneratif dan penyakit metabolik.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementrian Kesehatan Eka Yusuf Singka mengingatkan, agar jamaah risti menjaga kesehatan karena iklim dan kondisi cuaca panas. Jamaah risti juga perlu waspada dengan debu, kondisi sosial masyarakat, posisi pemondokan yang cukup jauh, makanan yang kurang memenuhi standar gizi dan transportasi yang kurang nyaman. "Karena masalah tersebut akan mempeharuhi kondisi kesehatan jamaah," katanya.
Selain mengawasi kesehatan jamaah risti dan lansia yang mencapai 75 persen, Puskes Haji juga menghadapi tantangan tersendiri di tahun ini. "Mengubah pola pikir dan sikap jamaah haji dalam berperilaku hidup sehat selama di Saudi merupakan sebuah tantangan yang sulit," kata dia, Rabu (12/7).
Selain itu, banyak jamaah haji yang kurang paham mengenai pengetahuan tentang istithaah kesehatan dalam menjalankan ibadah haji. Apalagi, tahun ini, petugas kesehatan haji khususnya PPIH Nonkloter mengalami pengurangan hingga 38 orang.
Terkait dengan penyakit menular seperti MERSCOV, dia menegaskan, tidak perlu dikhawatirkan. Apalagi, kasusnya baik tahun lalu dan tahun ini hampir tidak ada.