IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Mina dianggap sebagai titik rawan masalah dalam prosesi ibadah haji. Hal ini karena jamaah haji berkumpul bersamaan di satu tempat yang sempit.
Di kota seluas kurang lebih 20 kilometer persegi ini berdiri jutaan tenda untuk menampung seluruh jamaah haji dunia yang akan bermalam. Mina terletak di wilayah lembah bagian barat Arab Saudi. Jaraknya sekitar delapan kilometer ke arah timur Kota Makkah.
Mina adalah kawasan yang batas-batasnya sudah ditentukan oleh Rasulullah SAW. Dengan batasan luas itu, kawasan Mina hanya dapat menampung 1,4 juta jiwa.
"Problem haji yang krusial itu di Mina. Mina tidak bisa diperluas karena Mina ada batasannya," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat memberi pembekalan kepada tim Media Center Haji 2017 di Kementerian Agama, Senin (17/7).
Menurut Lukman, tenda di Mina sebaiknya dibangun secara bertingkat untuk menambah daya tampung.
Perkemahan di Mina ditentukan pemerintah Arab Saudi dan disediakan bagi jamaah haji untuk melaksanakan mabit atau bermalam. Kemah yang disediakan berupa tenda besar dilengkapi pendingin udara dan tahan api. Setiap tenda dilengkapi alas tidur berupa karpet tanpa bantal.
Jamaah haji berada di Mina mulai 10 hingga 13 Dzulhijjah. Bagi yang melaksanakan nafar awal meninggalkan Mina pada 12 Dzulhijjah setelah melontar tiga jamarat.
Selama berada di Mina, jamaah dianjurkan banyak istirahat dan zikir serta menjaga kesehatan sambil melaksanakan mabit dan melontar sesuai ketentuan.