Jumat 28 Jul 2017 11:45 WIB

Keberangkatan 15 Jamaah Haji Jabar Terpaksa Ditunda

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Ilham Tirta
Calon Jamaah haji datang ke Asrama Haji Embarkasi Jakarta Bekasi, Kota Bekasi, Jabar. Ilustarsi.
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Calon Jamaah haji datang ke Asrama Haji Embarkasi Jakarta Bekasi, Kota Bekasi, Jabar. Ilustarsi.

IHRAM.CO.ID, BEKASI -- Sebanyak 404 jamaah haji kloter satu asal Kabupaten Cianjur telah diberangkatkan dari Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Provinsi Jawa Barat, Margajaya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi pada Jumat (28/7) pukul 08.00 WIB. Pemberangkatan ratusan jamaah tersebut dilepas langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heriawan.

"Alhamdulillah ini haji kloter pertama gelombang pertama asal Jabar, tentu kita harap lancar semuanya," kata Ahmad Heriawan saat ditemui Republika.co.id, Jumat (28/7).

Kepala Bidang Kesehatan Asrama Haji, Ananto P.H telah mengatakan, dirinya telah mengantisipasi angka kegagalan pemberangkatan jamaah haji. Salah satu upaya yang dilakukan dengan memberikan pemeriksaan pendampingan dan penyisiran di kabupaten dan kota.

"Kita sudah memberikan surat kepada dinas kabupaten dan kota supaya jamaah yang tidak memenuhi syarat kesehatan sesuai dengan prosedur, tidak usah datang ke asrama," kata Ananto.

Menurut dia, hal itu dilakukan untuk menghindari trauma psikis jamaah yang sudah terlanjur datang ke asrama, namun ditunda keberangkatannya karena alasan kesehatan. Saat ini, kata dia, telah terdata sekitar 15 jamaah yang ditunda keberangkatannya, dan dilarang untuk mengikuti karantina di Asrama Haji Embarkasi. "Kita data saat ini sudah sekitar 15 jamaah di kabupaten kota se jawa barat itu yang sudah kita komunikasikan untuk tidak usah datang ke asrama haji," ujar dia.

Ananto menjelaskan, penyebab penundaan jamaah haji bervariasi, seperti kelainan ginjal, memiliki riwayat penyakit parah, kelainan jiwa, dan hamil. Dinas kesehatan hanya memberikan rekomendasi bagi jamaah yang bersangkutan untuk menunda keberangkatan, namun jika jamaah tetap memaksakan berangkat, maka yang akan memutuskan adalah petugas kesehatan dari asrama haji.

"Intinya, kalau dari pihak asrama haji menyatakan jamaah tersebut tidak bisa di berangkatkan, maka kita kan berikan surat tersebut kepada yang bersangkutan agar tidak perlu berangkat," kata Ananto.

Kondisi kesehatan jamaah kloter satu, lanjut dia, dinyatakan sehat dan tidak banyak yang terdata memiliki penyakit parah. Namun, ada satu jamaah dari kloter selanjutnya yang terpaksa ditunda keberangkatannya karena terdeteksi memiliki riwayat penyakit stroke.

"Kalau enggak salah kloter setelah ini ada satu jamaah yang baru saja terkena stoke beberapa hari lalu, sekitar 3-4 hari lalu. maka kita akan lakukan penundaan, kita lihat kondisinya, mungkin nanti dirawat 2-3 hari baru nanti bisa berangkat," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement