Sabtu 29 Jul 2017 19:02 WIB

Tim Katering Daker Madinah Tinjau Dapur Katering Andalus

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Andi Nur Aminah
 Sejumlah petugas dari salah satu perusahaan katering yang memasok makanan bagi jamaah haji Indonesia di Arafah, Sabtu (10/9), mengemas makanan di dapur umum pada perkemahan maktab. (Republika/Amin Madani)
Foto: Republika/ Amin Madani
Sejumlah petugas dari salah satu perusahaan katering yang memasok makanan bagi jamaah haji Indonesia di Arafah, Sabtu (10/9), mengemas makanan di dapur umum pada perkemahan maktab. (Republika/Amin Madani)

IHRAM.CO.ID, MADINAH -- Tim katering Daker Madinah melakukan peninjauan dapur katering di dapur katering Andalus, Sabtu (29/7).  Peninjauan pertama dilakukan di katering Andalus. Tim melakukan peninjauan pada pagi hari pukul 10.00 WAS. Menu yang disajikan untuk makan siang terdiri atas nasi, fillet ayam tepung, bistik daging sapi dan tumis sayuran.

Menu tersebut berlaku sama terhadap semua katering. Ada 13 katering yang menyediakan konsumsi jamaah di Madinah.

Tim memeriksa suhu nasi dengan alat pemeriksa suhu. Suhu nasi harus menunjukkan angka di bawah 40 derajat Celsius karena di atas angka tersebut tidak layak dikonsumsi.

Tim juga mencicipi rasa makanan. Makanan yang disajikan harus bercita rasa Indonesia. Karena itu wajib ada koki Indonesia di katering tersebut. Andalus memiliki 25 koki asal Indonesia.

Salah satu pengawas katering, Dony mengatakan makanan yang disajikan sudah memenuhi standar rasa dan kebersihan. Namun, menurutnya, bistik daging yang disajikan terlalu kering. Sedangkan tutup boks yang digunakan dinilai kurang sesuai karena menggunakan kertas.

"Seharusnya menggunakan alumunium karena mampu menjaga suhu makanan di dalamnya, menjaga kelembaban dan terkait higienitas karena makanan bisa menempel," katanya kepada wartawan.

Tim juga meninjau kebersihan dapur, tempat penyortiran makanan, ruang pencucian sayur-mayur dan ruang memotong daging. Tim tersebut juga memberi masukan kepada koki dan pemilik katering.

Koki asal Indonesia, Maman Sutarman mengatakan cukup kesulitan mendapatkan sejumlah bahan makanan karena tidak ada di Saudi, misalnya ikan teri. Teri biasanya didatangkan dari Tanah Air meski jumlahnya sedikit. Sedangkan bumbu dapur, selain dari Indonesia juga dipasok dari Malaysia, Vietnam dan Thailand.

Jamaah haji Indonesia menerima tiga kali makan di Madinah. Sedangkan di Makkah jamaah mendapatkan dua kali makan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement