Senin 31 Jul 2017 11:21 WIB

Berhaji Sehat, Perhatikan Faktor Risiko Internal

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
 Calon jamaah haji kloter satu melakukan cek kesehatan sebelum bersiap untuk berangkat ke tanah suci di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis (27/7).
Foto: Mahmud Muhyidin
Calon jamaah haji kloter satu melakukan cek kesehatan sebelum bersiap untuk berangkat ke tanah suci di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis (27/7).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi kesehatan jamaah haji secara umum dipengarui oleh faktor risiko internal dan faktor risiko eksternal. Dokter Penyakit Dalam Anna Uyainah mengatakan faktor risiko internal antara lain usia.

"Tahun ini jamaah haji yang berangkat mayoritas adalah usia 51 hingga 60 tahun mencapai 71.054 orang sedangkan lansia diatas 60 tahun sebanyak 52.931,"jelas dia dalam Lokakarya Berhaji Sehat di RS Haji Jakarta, Sabtu (29/7).

Selain itu faktor risiko internal lainnya adalah pendidikan, mayoritas jamah haji Indonesia adalah lulusan sekolah dasar dan menengah. Faktor risiko internal yang utama adalah penyakit yang diderita umumnya penyakit degeneratif dan kronis serta perilaku jamaah haji.

Sedangkan faktor risiko eksternal diantaranya lingkungan fisik seperti suhu, kelembaban udara, debu, sosial, psikologis dan kondisi lain yang mempengaruhi daya tahan tubuh jamaah haji.

Jamaah haji Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir cenderng tidak mengalami perubahan. Sebanyak 56 persen jamaah haji Indonesia adalah ibu rumah tangga dengan tingkat pendidikan masih tergolong rendah sampai menengah.

Hampir setiap tahun sekitar 67 persen dari total jamaah haji yang berangkat ke tanah suci dalam kelompok risiko tinggi. Angka kesakitan dan kematian juga cenderung berfluktuatif, namun masih dinyatakan tinggi.

Penyakit degeneratif, metabolik dan kronis masih mendominasi sebagai penyakit yang diderita oleh jamaah haji terutama jamaah haji dengan usia lanjut. Setiap tahunnya, jamaah haji Indonesia yang wafat di Arab Saudi disebabkan oleh penyakit jantung, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK),Tuberkulosis Paru, Diabetes Melitus, Asma, gagal ginjal, sirosis hati, kanker dan hipertensi.

"Bagi jamaah haji yang mempunyai penyakit-penyakit tersebut harus melakukan pemeriksaan, pengobatan dan menjalani pembinaan sesuai tingkatan penyakitnya dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan,"jelas dia.

Saat keberangkatan jamaah haji harus membawa obat-obatan rutin yang harus dikonsumsi. Agar tetap sehat dan mengurangi kendala saat perjalanan dan ibadah haji.

Dokter Anna juga menganjurkan untuk melakukan persiapan fisik dengan latihan olah raga atau jalan secara kontinyu, memilih nutrisi yang baik dan sehat. Sehingga dapat memperbaiki kondisi tubuh dan menambah kebugaran fisik.

Ancaman penyakit yang diperoleh di Arab Saudi sebagai risiko eksternal antara lain heat stroke (serangan panas), MERS-CoV,Diare, Gastritis, Ulkus Diabetes, Infuenza, PPOK eksaserbasi akut, Asma eksaserbasi akut, penyakit jantung akut, stroke, dan meningitis. Meskipun jamaah haji Indonesia hampir tak ada yang tertular tetapi perlu diwaspadai.

"Dalam upaya mencegah agar tidak terkena penyakit tersebut, perlu mewaspadai kondisi-kondisi tertentu terkait penularan atau pemicu penyakit tersebut,"jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement