Senin 31 Jul 2017 15:11 WIB
Suhu Tanah Suci Capai 50 Derajat Celcius

Lakukan Pencegahan Sebelum Terkena Heat Stroke

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Agus Yulianto
Petugas kepolisian Arab Saudi menyemprotkan air kepada jamaah yang melintas di jalan menuju Makkah dari Mina, Senin (12/9), untuk mengurangi keletihan jamaah haji akibat cuaca panas di siang hari.
Foto: Republika/ Amin Madani
Petugas kepolisian Arab Saudi menyemprotkan air kepada jamaah yang melintas di jalan menuju Makkah dari Mina, Senin (12/9), untuk mengurangi keletihan jamaah haji akibat cuaca panas di siang hari.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Heat stroke menjadi salah satu penyakit yang harus diwaspadai oleh jamaah haji di Tanah Suci. Saat ini, cuaca dan suhu udara tinggi di Tanah Suci yang mencapai 40-50 derajat Ceslcius. Tingginya suhu udara iu merupakan faktor eksternal terjadinya heat stroke.

"Heat stroke itu terjadi karena gagalnya pengaturan suhu tubuhakibat pengaruh suhu luar,"  ujar konsultan gastroenterology dari FKUI-RSCM,Prof Dr dr Murdani Abdullah SpPD K-GEH FINASIM, kepada Republika.co.id, Senin (31/7).

Dalam keadaan normal, suhu tubuh hanya mencapai sekitar 37derajat Celcius. Namun, jika tubuh tidak mampu mengendalikan suhu tubuhnya, maka system rugulasi tubuh bisa terganggu. Akibtanya, paru-paru akan bekerja lebih keras karena kebutuhan oksigen yang tinggi dan jantung akan bekerja lebih cepat.

Jika seseorang sudah terkena heat stroke, maka untuk mengembalikan ke kondisi semula akan sulit. Lebih jauh, risiko kematian akibat heat stroke sangat tinggi bahkan hanya dalam hitungan menit. Untuk itu, menurut Murdani, gejala awal heat stroke harus dikenali lebih cepat.

Murdani menjelaskan, tanda atau tanda awal seseorang terkena heat stroke adalah merasakan pusing. Kalau sudah pusing segera berikan pakaian atau handuk dingin. Semua upaya harus dilakukan untuk mengurangi dampak dari pengaruh lingkungan. "Jangan sampai tunggu pingsan atau kejang baru dibawa ke rumah sakit," kata Murdani.

Agar terhindar dari heat stroke, Murdani menyarankan, agar setiap jamaah meminimalisasi paparan terhadap cuaca panas yang ekstrim bisa dengan berteduh di bawah tenda, membawa payung atau penutup kepala. Jamaah juga harus rajin membasahi kulit dengan handuk basah atau semprotan air untuk membantu menjaga kelembapan kulit.

Selain itu, jamaah haji juga harus memperbanyak mengonsumsiair putuh. Sebab kebutuhan cairan akan meningkat akibat cuaca yang panas. Jika dalam cuaca normal tubuh membutuhkan cairan sebanyak dua liter per hari, maka saat di Tanah Suci dengan suhu panas tinggi sebaiknya mengonsumsi air lebihdari dua liter.

"Air putih dibutuhkan untuk mengimbangi penguapan yang berlebihan," ujar Murdani.

Murdani menjelaskan, mereka yang rentan terhadap heat stroke adalah orang usia lanjut dengan berbagai penyakit kronis yang dideritanya. Pada kelompok usia, Murdani menyarankan, agar mereka dibuatkan kondisi khusus supaya tidak terlalu terpapar dengan udara luar. Meski pada kelompok usia muda angka kekerapan terkena heat stroke masih terbilang rendah, faktor pemicu ekstrenal tetap harus diminimalisasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement