IHRAM.CO.ID, MADINAH -- Senin (31/7), menjelang siang sekitar pukul 10.30 WIB, ratusan jamaah calon haji Turki 'menggeruduk' paviliun haji khusus jamaah Indonesia. Kedatangan mereka tentu saja mengagetkan petugas Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) yang bertugas di Paviliun 3.
Yang lebih merepotkan, ternyata mereka tidak bisa berkomunikasi dalam Bahasa Arab atau Inggris. Petugas haji yang berada di sana pun kesulitan memberitahu bahwa mereka masuk paviliun.
Meski demikian, petugas PPIH tetap mengizinkan mereka rehat sejenak sebelum dibawa ke pemondokan. Kebetulan pula paviliun dalam keadaan sepi karena jamaah dari Indonesia belum mendarat.
Mereka juga diperbolehkan menggunakan toilet yang terdapat di paviliun. Jamaah Turki sempat menolak ketika diminta pindah ke paviliun mereka.
Kendala bahasa kian mempersulit petugas Indonesia mengarahkan mereka ke ruang tunggu jamaah Turki. Nomor paviliun mereka juga tak diketahui dimana.
Tak lama berselang, salah seorang petugas dari maskapai Garuda Indonesia datang ke Paviliun 3 dan langsung meminta jamaah Turki meninggalkan lokasi.
Sebab, tak lama lagi jamaah Indonesia bakal segera mendarat, dan tentu saja membutuhkan paviliun ini sebagai tempat transit dan istirahat.
Petugas PPIH Shandy Furqan mengatakan, sepertinya jamaah Turki diarahkan menuju Paviliun 3 begitu mendarat. Menurutnya, petugas haji Turki hanya menunggu di pintu kedatangan. "Tak ada yang menunggu di koridor sehingga jamaah Turki masuk ke paviliun jamaah Indonesia," ujarnya.
Inilah salah satu bentuk kepedulian PPIH yang masih menerima jamaah negara lain di paviliun Indonesia. Paviliun Indonesia terletak di sebelah kiri depan dari pintu keluar Terminal Haji Bandara Internasional Amir Mohammed Bin Abdulaziz. Untuk menuju ke sana, jamaah harus melewati lorong sepanjang sekitar 200 meter.