Rabu 02 Aug 2017 22:20 WIB

Jamaah Berisiko Tinggi Diminta tak Paksakan Ikuti Arbain

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Ilham Tirta
Jamaah haji Indonesia. (Ilustrasi).
Foto: Republika
Jamaah haji Indonesia. (Ilustrasi).

IHRAM.CO.ID, MADINAH -- Jamaah haji Indonesia gelombang pertama diberangkatkan secara bertahap sejak 28 Juli 2017 dari embarkasi menuju Madinah. Selama di Kota Nabi, mereka akan menjalani ibadah arbain, yaitu shalat berjamaah 40 waktu secara berturut-turut di Masjid Nabawi.

Penanggung Jawab Medis Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), M Rizki Akbar mengimbau jamaah yang memiliki risiko tinggi (Risti) tidak memaksakan diri mengikuti arbain. Menurutnya, ibadah arbain termasuk kegiatan fisik. Bagi jamaah Risti, terutama lansia dengan risiko jantung koroner, aktivitas fisik yang tinggi dapat memicu terjadinya serangan jantung.

“(Kami) selalu mengimbau jamaah yang memiliki risiko, tidak hanya penyakit jantung, tidak memaksakan beribadah arbai karena targetnya adalah mereka harus sampai wukuf di Arafah,” ujar dokter spesialis jantung ini di KKHI Madinah, Rabu (2/8).

Rizki mengaku imbauan ini sudah disampaikan kepada jamaah sejak di Tanah Air oleh Tim Promotif dan Preventif (TPP) serta petugas kloter. Namun, jamaah kerap kali mengalami euforia setibanya di Madinah, untuk bergegas menjalankan ibadah di Masjid Nabawi meski secara fisik sebenarnya mereka tidak mampu.

“Beberapa pasien yang kami rawat di sini menunjukkan hal itu. Meski mereka sebetulnya tidak sanggup, tapi memaksakan diri untuk beribadah. Hampir sebagian besar pola pasien yang dirawat di KKHI ini seperti itu," ujarnya.

Senada dengan M Rizki, Konsultan Ibadah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Aswadi mengatakan, menjalankan arbain tidak menjadi keharusan bagi jamaah, apalagi bagi yang Risti. Menurutnya, arbain tidak ubahnya sebuah proses edukasi disiplin waktu.

Dia mengatakan, lebih baik menjaga kesehatan untuk antisipasi kesuksesan (pelaksanaan) rukun dan kewajiban haji. Menjaga kesehatan lebih baik dari pengobatan. “Usahakan jamaah lebih mengutamakan keabsahan haji daripada memburu afdlaliyat (keutamaan), apalagi jika harus kehilangan rukun dan kewajiban hajinya,” katanya.

Hari keenam kedatangan jamaah haji Indonesia di Indonesia, sudah 11 pasien yang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Madinah. Dari jumlah itu, empat di antaranya sudah diperbolehkan pulang kembali ke hotelnya. Selain itu, ada dua jamaah haji Indonesia yang meninggal karena serangan jantung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement