Kamis 03 Aug 2017 08:08 WIB

DPR Berharap Kasus Jamaah Haji Tersesat Diminimalisasi

Petugas haji tengah menolong jamaah haji yang tersesat di pelataran Masjidil Haram Makkah.
Foto: Ani Nursalikhah
Petugas haji tengah menolong jamaah haji yang tersesat di pelataran Masjidil Haram Makkah.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA — Wakil ketua komisi VIII DPR RI Iskan Qolba Lubis meminta panitia penyelenggara haji mengantisipasi banyaknya jamaah haji yang tersesat di tanah suci. Hal itu dikatakannya, mengingat berdasarkan laporan mulai banyak ditemukan jamaah haji yang tersesat di tanah suci.

"Kebanyakan kasus jamaah tersesat karena tertinggal dari rombongannya, atau tidak tahu atau lupa lokasi pemondokan. Ini harus diantisipasi apalagi sebagian besar yang tersesat adalah jamaah lansia," kata Iskan, (3/8).

 Menurut Iskan untuk meminimlakn kasus jamaah haji tersesat, diperlukan tindakan pro aktif dari petugas haji untuk memaksimalkan peran mukimin (mahasiswa Saudi ) atau mahasiswa yg lebih paham lapangan di tanah suci.

 "Diperlukan tindakan pro aktif  memaksimalkan para mukimin, yang merupakan warga Indonesia bermukim di Arab Saudi, yang direkrut menjadi petugas haji Indonesia,"katanya.

 Anggota DPR RI Fraksi PKS Dapil Sumut 2 ini menambahkan bahwa untuk meminimalisir kasus jamaah haji tersesat, diperlukan beberapa langkah teknis seperti penunjuk arah berbahasa Indonesia di kawasan vital seperti Masjidil Haram.

 "Kasus tersesatnya jamaah haji memang kerap terjadi. Maka keberadaan tanda penunjuk arah berbahasa Indonesia bisa terpasang di beberapa lokasi vital,"katanya.

 Dari pihak rombongan jamaah haji pun menurutnya juga perlu pro aktif mengantisipasi kasus tersesatnya jamaah haji, salah satunya dengan melakukan survei lokasi terlebih dahulu bersama-sama rekan rombongan, serta memaksimalkan pendataan.

 "Dengan melakukan survei, maka rombongan jamaah haji akan lebih paham kondisi medan yang dilalui di tanah suci, terumatama kawasan-kawasan vital seperti Masjidil Haram,"katanya.

 Selain itu, yang ak kalah penting, menurutnya terkait cuaca di tanah suci, karena musim panas hingga 45 C dan udara kering, maka dibutuhkan minum yang banyak dan menghindari diri dari sengatan matahari langsung dengan memakai payung serta penutup kepala lainnya.

 "Oleh karenanya, para petugas haji harus mengantisipasi dampak musim panas terhadap jamaah,"pungkasnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement