REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Pada 1 Agustus lalu, beredar di media sosial informasi ada jamaah haji Indonesia yang kehilangan tas saat mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah. Tas tersebut berisi uang dalam jumlah yang cukup besar, yakni Rp 40 juta.
Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Ahmad Dumyathi Basori memastikan, tas jamaah tersebut sudah ditemukan dan sudah dikembalikan kepada pemiliknya. "Dalam hitungan tiga jam sejak masuknya aduan kehilangan, tas tersebut ditemukan dan dikembalikan," ujarnya, Kamis (3/8).
Menurutnya, berita tentang adanya jamaah haji Indonesia yang kehilangan tas tersebut diperoleh dari aduan yang masuk ke Whatsapp (WA) Center yang dirilis PPIH beberapa waktu lalu. Laporan melalui WA yang masuk langsung dikonfirmasi kebenaran dan kronologis kejadiaannya.
"Saya xxxxx, jamaah calon haji kloter 06 SUB, take off dari bandara juanda hari Sabtu/29 Juli 2017 jam 22.30 WIB dan landing di Bandara Sultan Abdul Aziz Madinah hari Ahad/30 Juli pukul 04.50 waktu Madinah," demikian bunyi laporan yang masuk berupa pesan singkat melalui WA Center.
Dumyathi mengatakan, jamaah tersebut mengaku awalnya akan membawa tas ke kabin pesawat. Namun, karena tidak muat jika ditaruh di kabin, oleh pramugara pesawat tas tersebut dibawa. "Sampai seluruh penumpang turun, tas saya belum ditemukan juga," katanya.
Setelah informasi aduan dirasa cukup dan tercatat, PPIH Arab Saudi mengecek keberadaan petugas di lapangan melalui layar monitor aplikasi SiskoPPIH. Petugas yang mendapat arahan, bergerak mencari. "Alhamdulillah dalam hitungan tiga jam, tas yang hilang bisa ditemukan," jelasnya.
Menurut Dumyathi, selain uang Rp 40juta, dalam tas tersebut juga terdapat uang SAR 2.600, jaket biru, handuk, sarung, dan lainnya. "Uang Rp 40juta itu terbungkus kantong coklat," ucapnya.
Ditemukannya tas tersebut disambut baik jamaah yang kehilangan. "Alhamdulillah tas tentengan sudah saya terima dalam keadaan utuh tidak kurang suatu apa pun. Salut untuk PPIH Arab Saudi/Madinah, pantas diberikan jempol 10," tuturnya sebagaimana dikutip dari pesan singkat yang masuk melalui WA Center.
Atas kejadian ini, Dumyathi menilai penggunaan WA Center sangat membantu menangani persoalan yang dihadapi petugas. Tim Kantor Urusan Haji (KUH) sendiri saat ini sedang menyelesaikan proses input data semua petugas, mulai dari unsur mukimin, mahasiswa, perlindungan jamaah, dan PPIH Jakarta. Tampak hadir juga para kepala sektor dan pemegang bravo.
Semua mengenakan seragam dengan aksesoris yang berbeda guna memudahkan proses pemantauan dan percepatan penanganan di lapangan. "Awalnya, memang ini kami jadikan pilot project untuk temus. Namun, dengan efektivitasnya yang besar, kami agak memaksa agar semua unsur yang terlibat dalam pelayanan aktif bisa bergabung. Kami sudah sampaikan ke Jakarta dan mereka setuju sekali," katanya.