Selasa 15 Aug 2017 09:41 WIB

ICMI: Perlu Kerja Sama Bilateral Tambah Kuota Haji

Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), Jimly Asshidiqie
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), Jimly Asshidiqie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie menyarankan Pemerintah Indonesia segera bersinergi dengan banyak negara yang tidak memanfaatkan kuota jamaah hajinya secara optimal. Jimly menilai, melakukan sinergi dengan negara lain yang tidak memanfaatkan kuota haji merupakan upaya yang positif dan tidak menyalahi aturan.

Sinergi dengan negara lain tersebut, ucap Jimly, misalnya, dapat ditempuh pemerintah dengan membuat mekanisme lebih dulu yang nantinya untuk Asia Tenggara di bawah koordinasi Indonesia.

"Pemerintah Indonesia bisa membuat suatu mekanisme, jadi nanti Asia Tenggara, misalnya, kita koordinir. Jadi jatah kuota haji Indonesia bisa diambil dari negara lain," ujar Jimly, seperti dikutip Antra, Senin (1/8).

Hal lain yang juga disoroti Jimly terkait kuota haji adalah mengenai sikap Kementerian Agama yang sebenarnya bisa saja terbuka guna memanfaatkan peluang yang ada. Dengan begitu hasrat ibadah masyarakat Indonesia dapat terpenuhi.

"Pada prinsipnya orang ibadah itu harus dilayani atau dibantu. Jangan sampai merugikan orang yang mau ibadah. Padahal niatnya ibadah," ucapnya.

Sebelumnya dikabarkan sebanyak 40 jamaah haji ilegal asal Indonesia berhasil digagalkan keberangkatannya oleh petugas imigrasi Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (10/8).

Rencananya, jamaah haji ilegal tersebut akan berangkat dari Makassar ke Singapura, kemudian melanjutkan penerbangan ke Sri Langka menuju Arab Saudi. Begitu tiba di Arab Saudi, mereka akan melanjutkan perjalanan ke Mekkah melalui jalur darat.

Sedangkan kepemilikan visa yang dimiliki para jamaah haji ilegal itu disebut Kedutaan Besar Arab Saudi untuk Indonesia berjenis "visa ziarah".

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement