IHRAM.CO.ID, MAKKAH— Larangan memasak selama berada di pemondokan yang dikeluarkan Petugas Penyelenggara Ibada Haji (PPIH) daerah kerja (daker) Makkah tak diindahkan sebagian besar jamaah haji Indonesia. Pantauan Republika.co.id di sejumlah hotel di wilayah yang berbeda, jamaah tetap memutuskan memasak.
Menurut penuturan Herawati, jamaah dari Embarkasi Jakarta (JKS 11), alasan mengapa dirinya dan sebagian besar jamaah yang tinggal di Al Murjan Royal, Sektor 6, Syisyah Raudhah, memasak adalah sebagai solusi terkait habisnya jatah 25 katering mereka besok, pada Kamis (24/8). Jamaah asal Tangerang Selatan ini mengatakan, pihak hotel mempersilakan masak namun tidak boleh menggunakan kompor api. Selama ini, kebutuhan memasak pun hanya sekadar mi instan dan sayuran. Sementara lauk pauk dia memilih membeli di luar.
“Di sini banyak yang jualan aneka makanan Indonesia,” kata dia di Makkah, Selasa (23/8).
Dia pun mengetahui larangan memasak yang disampaikan pemerintah, namun dia berpatokan pada izin yang diberikan pihak pengelola hotel. “Kita diizinkan memasak asal menggunakan perangkat listrik,” tutur dia sepereti di laporkan wartawan Republika.co.id, Nashih Nashrullah, dari Makkah, Arab Saudi.
Menurut penuturan Istianah Sujina, jamaah asal Embarkasi Solo Kloter 75, dia dan regunya yang terdiri dari 11 orang membuat iuran untuk memasak. Namun, dia dan kelompoknya tersebut hanya memasak nasi. Sedangkan keperluan lauk-pauk dibeli dari para penjaja lauk khas Indonesia yang bertebaran di sekitar hotel.
Menurut Istianah, pengelola hotel mengizinkan jamaah memasak. Kesempatan ini tak disia-siakan penguhuni hotel untuk memasak di kamar-kamar mereka. Manajemen hotel tak menyediakan ruang khusus yang berfungsi untuk dapur.
Istianah menambahkan, alasan memasak karena secara selera dan kebiasaan, sebagian besar masyarakat Indonesia tak familier dengan roti. “Kalau makan ya harus nasi kami tidak bisa roti dan cemilan saja,” kata dia.
Sekretaris PPIH Daker Makkah, Suratman menegaskan pihaknya atas alasan apapun tidak mengizinkan jamaah memasak di kamar hotel. Larangan ini sejalan dengan larangan yang dirilis Arab Saudi dengan alasan memiminalisir potensi kebakaran. Beberapa tahun ini, di antara kasus penyebab yang paling sering memicu kebakaran di pemondokan-pemondokan jamaa haji adalah akibat keteledoran saat memasak.
Dia mengatakan, sebagai solusi sebaiknya jamaah memaksimalkan dana living cost yang diberikan tuntuk membeli makanan di luar. Sebab bagaimanapun larangan memasak di hotel diberlakukan untuk menjaga keamanan dan keselamatan bersama. Pihaknya pun mensosialikan larangan ini melalu petugas sektor dan stiker-siter larangan yang terdapat di berbagai bagian hotel.”Posisi kita tetap melarang," kata dia.