Jumat 25 Aug 2017 06:55 WIB

Waspada Nyeri Sendi Saat dan Setelah Ibadah Haji

Rep: Desy Susilawaty/ Red: Agus Yulianto
Nyeri sendi (Ilustrasi)
Foto: Boldsky
Nyeri sendi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Tahun ini sebanyak 221 ribu jamaah haji asal Indonesia diterbangkan ke Tanah Suci, Makkah. Data Kementrian Agama Republik Indonesia, sebanyak 83 persen jamaah berusia diatas 50 tahun sedangkan usia di bawah 50 hanya 17 persen.

“Di usia ini kesehatan seseorang mulai mengalami penurunan. Masalah nyeri lutut dan pinggang merupakan masalah yang umum diderita kelompok usia lanjut diatas 50 tahun,” ujar dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS, Ahli Nyeri dari Klinik Onta Merah Pain and Spine Center, Jakarta dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (25/8).

Tubuh manusia terdiri dari 206 tulang, dan 230 sendi baik yang menopang tubuh secara langsung dan tidak. Normalnya, pada usia muda baik tulang maupun sendi tidak mengalami masalah, tulang rawan sendi (cartilage) masih tebal melindungi dengan baik kapsul sendi serta jaringan sekitarnya seperti otot dan penghubung sendi.

Dengan bertambahnya usia, dipengaruhi beberapa faktor seperti pekerjaan, gaya hidup. Daerah sendi yang tadinya normal akan mengalami kerusakan. “Usia diatas 40 tahun, wanita kegemukan, pekerjaan dan aktivitas atau olahraga berlebih serta faktor genetik. Memiliki kontribusi terhadap kerusakan sendi,” kata Mahdian. Tak hanya di lutut, kerusakan sendi dapat terjadi di semua bagian tubuh seperti tulang belakang, pinggang, dan tangan.

Pada perjalanan ibadah Haji dan umroh, thawaf dan sa'i merupakan rukun yang harus dikerjakan. Baik thawaf dan sa'i keduanya dilakukan dengan berjalan kaki. Satu putaran thawaf jika dilakukan di lantai dua masjidil haram jaraknya bisa mencapai jarak 1 km, jika dilakukan 7 kali putaran setidaknya jamaah haji menempuh jarak 7 kilometer.

Belum lagi sa'i, prosesi untuk mengenang gerak Siti Hajar antara bukit Safa dan Marwah ketika kebingungan mencari air, jaraknya mencapai 500 m, maka untuk tujuh kali jalan tersebut jamaah harus berjalan hingga 3,5 kilometer. “Sebelas kilometer untuk prosesi thawaf dan sa'i, bagi mereka usia di atas 50 tahun. Apalagi yang memiliki masalah sendi dan faktor risiko seperti obesitas, tentunya dapat menganggu kenyamanan ibadah haji,” ujar Mahdian.

Secara kasat mata, kerusakan sendi tidak bisa dilihat terlebih pada derajat ringan. Kemerahan dengan memar akan terlihat jika kerusakan sendi sudah terjadi pada derajat yang lebih berat. Seseorang dengan masalah sendi umumnya datang ke dokter dengan keluhan utama berupa nyeri.

Dia mengatakan, nyeri kronik pada daerah sendi merupakan jenis nyeri yang paling sering terjadi pada seseorang. Angkanya sekitar 15 persen dari semua jenis nyeri, dengan penyebab paling umum berupa osteoartritis. Pada pemeriksaan laboratorium darah tepi, imunologi, dan cairan sendi, kondisi ini umumnya tidak memiliki kelainan kecuali osteoartritis yang disertai dengan peradangan.

Untuk melengkapi diagnosis, kata dia, dokter biasanya melakukan pemeriksaan radiologis untuk mengetahui penyebab nyeri sendi. Dari pemeriksaan radiologis dapat diketahui adanya penyempitan celah sendi, kista tulang dan osteofit pada pinggir sendi.

“Akivitas ibadah haji atau umrah, seperti thawaf dan sa'i maupun berjalan dari hotel menuju masjidil haram dengan jarak terlampau jauh dan sering (over use sendi) dapat meningkatkan resiko nyeri sendi, baik pada lutut atau bagian tubuh lain,” jelas dr. mahdian. Tak boleh diangap remeh, Jika nyeri ini tidak ditangani dengan baik, tentunya dapat mengganggu aktifitas ibadah.

Dalam dunia kedokteran selain terapi, pencegahan nyeri juga dapat dilakukan. “Tujuannya tak lain untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Mereka dengan usia diatas 50 tahun, dengan keluhan nyeri sendi baik ringan atau sedang dianjurkan melakukan terapi intervensi dan untuk mencegah nyeri timbul saat ibadah haji,” ujarnya.

Menurunkan berat badan, dan modifikasi gaya hidup baik dilakukan para jemaah haji atau umrah.“Selain meningkatkan fungsi sendi, modifikasi gaya hidup dengan menurunkan berat badan dapat mengontrol rasa nyeri yang hilang timbul pada penderita osteoartritis.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement