IHRAM.CO.ID, Wartawan Republika.co.id,Nashih Nashrullah berkesempatan menyertai Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bertemu salah satu Hakim Mahkamah Konstitusi Saldi Isra, yang menunaikan haji bersama istri.
Suasana hangat menyelimuti pertemuan. Sabtu (26/08) pagi, Menag datang ke Hotel Surra Man Ra’a nomor 602, tempat menginap Guru Besar Universitas Andalas Padang ini.
Hotel 602 ini berlokasi di Kawasan Syisyah – Makkah, bersebelahan dengan Kantor Daker Makkah, tempat Menteri Agama tinggal dan bekerja. Tiba di kamar, Menag langsung menyapa Saldi Isra yang sedang kumpul bersama tujuh anggota kamarnya.
“Berapa orang di sini?” tanya Menag.
“Kami berdelapan. Tapi di sini sebenarnya enam orang Pak Menteri. Kamar saya sebenarnya di lantai lima. Hanya karena kemenakan saya ada di sini, jadi saya dan teman ikut pindah ke sini saja,” tutur Saldi Isra memberi penjelasan.
Sesuai pedoman, kamar jamaah maksimal dihuni enam orang. Namun, ada juga jamaah yang memilih untuk berkumpul dengan keluar hanya sehingga kamar dihuni lebih enam orang.
Suasana akrab langsung terjalin di antara dua kolega ini bersama jamaah lainnya. Mereka duduk melingkar, sambal lesehan untuk ngobrol dan bercengkerama. Sebagaimana jamaah pada umumnya, kesempatan bertemu Menag dimanfaatkan untuk menyampaikan saran dan masukan.
“Kamar bagus. Air, makanan dan lainnya tidak ada problem di sini. Kita tidak ada keluhan air. Bahkan air minum pun sampai tidak terminum. Makan di sini terbilang mewah. Orang padang paling bawa sambel saja,” kata Saldi Isra.
“Keluhannya lift, kalau waktu shalat, sampai tuntas antriannya bisa 1 jam. Itu saja keluhannya,” sambung Saldi.
Hotel Surra Man Ra’a ini memiliki kapasittas lebih dari seribu limaratus jamaah. Hotel ini dilengkapi dengan empat buah lift, dua sisi kiri dan dua sisi kanan. Keluhan lainnya yang disampaikan Menag terkait petugas resepsionis yang hanya bisa berbahasa Arab, tidak bisa Bahasa Indonesia dan Inggris. Hal ini menurutnya menyulitkan proses komunikasi manakala ada masalah, seperti kunci terbawa jamaah lainnya.
Namun demikian, Saldi menilai biaya haji tahun ini murah. Menurutnya, dengan biaya haji sekitar Rp32,8juta, lalu dikembalikan sebesar SAR1500 untuk living cost serta dikembalikan juga biaya pembikinan paspor, maka hitungannya sangat murah. “Itu murah segitu,” tandasnya.
Akan hal ini, Menag menjelaskan bahwa biaya haji sebenarnya lebih dari enampuluh juta. Hanya, sebagian dari biaya itu ditanggulangi dari nilai manfaat hasil optimalisasi dana haji.
Obrolan Menag dan Saldi Isra berlangsung kurang lebih lima belas menit. Menag lalu pamit dan berdiri di antar sama Saldi Isra hingga di depan lift.
Sebalum masuk lift, kepada Saldi, Menag berkata: “Saya tinggal di Kantor Daker Makkah, sebelah hotel Bapak. Kamar Bapak jauh lebih baik dari kamar saya,” tutur Menag diiring tawa bersama Saldi Isra. Kualitas hotel pemondokan jamaah haji Indonesia di Makkah tahun ini secara umum setara dengan hotel bintang tiga. Sementara sekadar informasi, pemondokan PPIH Daker Makkah yang berada di kawasan Syisya, standardnya jauh di bawah hotel-hotel jamaah.