Ahad 27 Aug 2017 09:18 WIB

Jamaah: Saya Kasihan Ibu

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Agus Yulianto
Petugas medis mengevakuasi dua jamaah sakit di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Madinah ke Makkah (Ilustrasi)
Foto: Republika/Ani Nursalikah
Petugas medis mengevakuasi dua jamaah sakit di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Madinah ke Makkah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Seorang jamaah terpaksa tidak bisa menjalankan ibadah seperti jamaah haji lain meski sudah di Tanah Suci. Nursami (42 tahun) harus mendampingi ibunya Tukini (70 tahun) yang sakit.

Tukini sudah puluhan tahun menderita kencing manis dan penyakit darah tinggi. Ia menderita penyakit ini satu tahun setelah mendaftar haji. Sejak itu kondisi kesehatanya pasang surut.

Sejak dari Tanah Air, Turkini sudah pakai kursi roda. Meski demikian, ia tetap diberangkatkan ke Tanah Suci sebagai salah satu jamaah. Sekarang, Tukini hanya bisa terbaring lemah dan mendapat perawatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah.

Hal ini disampaikan Nursani kepada Tim Promotif dan Preventif, saat acara penyuluhan kesehatan haji pada keluarga pasien yang mendapat perawatan di KKHI Makkah. Ia mengaku kasihan pada ibunya.

Menurut Nursani, seandainya waktu di Tanah Air ada yang memberi tahu, bahwa calon jamaah haji yang tidak mampu dalam kesehatan tidak wajib berhaji, pasti ia akan mengikuti penjelasan itu. "Tapi, karena tidak ada yang memberi tahu, akhirnya sampai ke Tanah Suci," kata dia.

Nursani yang menjadi salah satu jamaah pun bisa berangkat bersama ibunya. "Terus terang berat, berat, berat pak, sekarang jadinya seperti ini," katanya. Nursani mengaku, sampai saat ini, sejak tiba di Tanah Suci, hanya menemani ibu dari rumah sakit ke rumah sakit.

Ia tidak bisa melaksanakan ibadah sebagaimana jamaah haji lainnya. Ia mengaku, bukan tidak ikhlas menemani dan merawat ibu selama di Tanah Suci ini, tapi ia merasa kasihan pada ibunya.

"Seandainya tidak berangkat haji, mungkin akan lebih baik, tidak sesulit ini," katanya. Nursani mengatakan, sakit di negeri orang itu berat dan sulit. Bahkan yang sehat pun terasa sakit, karena sedih, jenuh, capek dan lelah, walau tak kemana mana.

Menanggapi kasus di atas, Kapuskeshaji, Dr. dr. Eka Jusup Singka, MSc berharap semua pendamping dan keluarga pasien yang sama dengan kondisi ibu tersebut dapat tetap menemaninya. "Allah SWT telah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 97, yang tidak istithaah maka tidak ada kewajiban baginya untuk berhaji," kata dr. Eka dilansir siaran pers yang diterima Republika.co.id.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement