IHRAM.CO.ID, Oleh: Ani Nursalikhah dari Makkah
Pandangan Mohammad Rodli Syafii menerawang. Di tengah kerumunan ratusan ribu orang, dia hanya diam. Lelaki asal Jombang, Jawa Timur tersebut mengaku ketinggalan rombongannya usai melakukan sa'i di Bukit Shafa dan Marwah.
"Setelah sa'i, saya istirahat sebentar di pinggir, dan menunggu rombongan tapi kok tidak datang juga," katanya saat bertemu Republika di kawasan Terminal Syib Amir, Makkah, Jumat lalu.
Usai shalat Jumat, dia memberanikan diri bertanya pada sekumpulan petugas Media Center Haji (MCH) yang kebetulan sedang meliput kedatangan Menteri Agama. Rodli terlihat tenang, namun pandangannya selalu mengarah ke arah terminal. Dia tampak berpikir keras. Sesekali dia bergumam dan bicara dengan diri sendiri.
"Dimana ya," kata Rodli yang masih mengenakan kain ihram.
Dia juga tidak mengenakan alas kaki. Alasannya karena sandalnya dibawa oleh putrinya. "Sudah biasa di Jawa juga begini," ujar dia saat diberitahu betapa berbahayanya berjalan tanpa alas kaki saat suhu ekstrem di Saudi.
Petugas pun membelikannya sandal. Wajar saja dia tersesat karena baru tiba di Tanah Suci pada dini hari. Belum cukup beristirahat, dia dan rombongannya kemudian melakukan umrah kedatangan.
Jumat itu merupakan Jumat terakhir sebelum puncak haji, wukuf di Arafah. Masjid Al Haram berubah menjadi lautan manusia. Jamaah mulai berangkat menuju Masjid Al Haram sejak pukul 09.00 WAS. Jamaah bahkan melakukan shalat di sekitar terminal.
Rodli tidak sendiri. Ada pula Djasmadi Nurkholis. Dia ditemukan di kamar mandi oleh jamaah lain karena tersasar sehingga tidak berani keluar dari toilet. Dia lantas dibawa ke area terminal. Matanya sembab dan merah akibat menangis karena khawatir tidak bisa pulang ke hotelnya.
"Saya tidak tahu jalan pulang," kata pria 61 tahun itu yang harus berjalan dengan bantuan kruk.
Petugas MCH pun menenangkannya dan memintanya bersabar. Berbekal dengan kartu identitas di tasnya, petugas akhirnya mengetahui lokasi hotelnya. Seorang petugas MCH mencarikannya kursi roda di posko sektor khusus, namun kehabisan.
Sekitar 45 menit kemudian, muncul sekelompok pria yang mengaku kenal dengan Djasmadi. Wajah Djasmadi pun berubah cerah.
Kepala Seksi Perlindungan Jamaah (Linjam) Daerah Kerja Makkah Rijal Kani mengatakan tim Linjam terkonsentrasi di sekitar Masjid Al Haram. Sedangkan di terminal terdapat tim transportasi dan seorang petugas Linjam. Dia mengimbau jamaah setelah selesai shalat jangan langsung pulang. Sebaiknya menunggu selama satu jam hingga kepadatan jamaah mencair.
"Kalau memang tidak tahu jalan pulang di setiap terminal ada petugas PPIH. Silakan tanya dan minta bantuan," katanya, Ahad (27/8).
Ada tiga terminal yang dikepalai Linjam, yakni Terminal Syib Amir, Bab Ali dan Jiyad. Posko utama petugas Linjam dan petugas kesehatan Tim Gerak Cepat berada di Terminal Syib Amir. Sebanyak delapan pos tersebar di sekitar Masjid Al Harom.