IHRAM.CO.ID, Namanya Mariah Margani Muhammad atau biasa disapa Baiq Mariah. Tubuhnya yang renta mencerminkan usianya yang sudah mencapai 104 tahun. Namun, itu bukan penghalang baginya untuk mengikuti manasik haji bersama jamaah lainnya. Mulai tawaf hingga lontar jumrah dilakoninya secara mandiri.
“Pakai kereta (kursi roda) ya supaya engga capek. Tapi papuq (nenek) menolaknya, dia bilang ‘saya mau jalan saja’,” kata pendamping Baiq Mariah yang bernama Rahmi (53), saat ditemui tim Media Center Haji (MCH) di kamar 812, Hotel Barakat Burhan (308), Senin (28/8). Baiq Mariah dan Rahmi tergabung dalam kloter 10 Embarkasi Lombok (LOP 10).
Menurut Rahmi, saat manasik di Lombok, Baiq Mariah tidak mempunyai kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH). Hal ini sempat membuat keluarganya bingung. “Karena itu, kami memasukan ke KBIH kami. Insya Allah dengan mengambil papuq, kita dapat berkah sehat. Dan ketua regu juga setuju,” ujarnya.
Rahmi sendiri tidak tahu kalau usia Baiq Maria sudah 104 tahun. Rahmi mengaku, baru tahu setelah tiba di Makkah. “Soalnya selama latihan manasik haji sehat, menolak kursi roda, sangat bersemangat pokoknya,” ujar Rahmi.
Saat diwawancarai, Baiq Mariah hanya tersenyum. Terkadang tertawa dengan menutup mulutnya dengan jilbabnya. Kalau ditanya langsung pun dia hanya mengangguk.
Kondisi ini terbilang lebih baik dibanding sebelumnya. Tiba di Jeddah pada Sabtu (26/08) sore, Papuq awalnya tidak mau tersenyum, bahkan ngotot mau pulang ke Lombok Barat, NTB. Baiq Mariah sepertinya kaget dengan sambutan yang diterimanya sejak tiba di King Abdul Aziz International Airport (KAAIA), Jeddah, Arab Saudi.
Saat di pesawat, papuq juga sempat mengalami kejadian kurang mengenakan karena air di toilet tumpah. Imbasnya dia tak mau makan. “Katanya, loh saya kenapa? Kan saya tidak salah apa-apa. (Saya) bukan pencuri, dari situ mengamuk, tidak mau masuk ke kantor Daker Bandara. Sempat duduk, lalu ingin pulang ke rumah. Nteh uleq, kanak-kanak kance waii uwah nganteh leq bale (ayo pulang, anak-anak dan cucunya sudah menunggu),” cerita Rahmi.
Tim kesehatan pun turun tangan merawat dan merayunya. Sampai di Makkah, Baiq Mariah lalu dirujuk ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah karena terus berjalan ingin pulang.
Kondisi Baiq Mariah berangsur membaik. Kini dia sudah kembali ke kamar dan sudah mau makan. “Alhamdulillah papuq sudah sadar kalau sedang berada di Makkah untuk berhaji. Sembahyang leq mesigit haram nggeh ya (salat di Masjidil Haram) ya,” imbuhnya.
Ahad (27/8), Papuq sudah bersiap diri, mandi serta mengenakan baju muslim dan kaus kaki. Selepas shalat Ashar, bersama ketua regunya, Sudirman Nurdin, Baiq Mariah melaksanakan umrah wajib. “Nanti di Masjidil Haram, tawaf dan sai akan menggunakan jasa kursi roda. Kami dititipi uang Rp 8 juta plus living cost SAR1.500 untuk kebutuhan hidupnya selama berhaji,” sebut Rahmi.
Sudirman Nurdin mengatakan, seluruh jamaah LOP 10 sudah umrah wajib sejak Sabtu (26/8) pukul 21.50 waktu Arab Saudi (WAS), kecuali Baiq Mariah. “Papuq Baiq Mariah belum umrah, karena kondisinya masih labil saat itu. Tapi (kemarin) sore sudah membaik sehingga kami umrah dengan sembilan orang lainnya,” ujar Sudirman seraya mengamini papuq mendapat perhatian khusus regunya karena usianya yang sepuh.
Ketua Sektor 3 Masbah Jin, Noor Hamid menambahkan, pihaknya akan memberikan perhatian khusus kepada Baiq Mariah. Kini Baiq Mariah sudah menjalankan umrah wajibnya dan tinggal menunggu puncak haji, wukuf di Arafah. Saat ditanya apa rahasianya bisa berumur panjang dengan fisik yang terlihat baik, warga Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat ini hanya tersenyum mengangguk.
Selamat menunaikan ibadah haji Baiq Mariah, semoga beroleh haji mabrur! Amiin