IHRAM.CO.ID, MAKKAH— Tim Gerak Cepat TGC (TGC) Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) menemukan banyak jamaah haji Indonesia yang tidak mengindahkan larangan waktu melempar jumrah pada pelemparan jumrah Aqabah, Jumat (1/9) yaitu mulai pukul 06.00 hingga 10.30 waktu Arab Saudi (WAS).
Akibat ketidakpatuhan tersebut, kata Koordinator Lapangan TGC, Ronnie Juliandri Spm, tak sedikit jamaah haji yang bertumbangan. Padahal pantauan TGC, pada jam-jam tersebut kondisi cuaca di Mina Wadi sampai di Jamarat, sejak jam 09.00 WAS, sangat ekstrem.
Pada Jumat (1/9) dari sore WAS hingga malam jelang pergantian hari, Republika.co.id, mendapati puluhan jamaah haji Indonesia yang bertumbangan karena dehidrasi, kecapaian, dan terkena serangan heatstroke. Tak sedikit jamaah yang terpaksa tertinggal di lantai tiga jamarat, karena keterbatasan petugas. Sebagian besar jamaah yang bertumbangan adalah jamaah lanjut usia. Beberapa di antara mereka tertinggal oleh rombongan.
Ronnie menjelaskan, karena ketiadaan isttha’ah tersebut, meraka tidak mampu bertahan di bawah kondisi cuaca ekstrem dan kepadatan jamaah di Mina dan lokasi lempar jumrah. Timbul dehidrasi, takut minum, takut buang air kecil, dan serangan heatstroke. Serangan ini menyerang tidak hanya jamaah yang memang sakit atau lansia, tetapi juga mereka yang masih sehat.
“Ini krodit yang saya rasakan saat ini,” kata dia kepada wartawan Republika.co.id, Nashih Nashrullah, di kawasan Jamarat, Sabtu (9/2).
Dia mengatakan, untuk mengantisipasi kondisi krusial di sekitar jamarat, pihaknya telah menyiagakan dua tim. Tim satu akan menyisir bagian atas jamarat, mereka berada di Makbtab 29 dan 13. Sedangkan tim dua berada di Maktab 7. Seluruh tim yang berjumlah 75 orang ditambah Tim Promotif Prevenetif (TPP) dan TPK, akan berjalan periodic sehingga tidak terputus.
Selain penyiagaan tim, kata dia, pihaknya bekerjasama dengan TPP tak henti-hentinya mengedukasi tentang titik krusial Mina dan bahaya-bahaya yang mungkin muncul seperti luka bakar akibat tidak pakai sandal hingga serangan heatstroke. Edukasi juga meliputi pentingnya mematuhi larangan melempar jumrah.
Meski demikian, banyak pula jamaah yang mematuhi larangan pelemparan jumrah. Pimpinan Travel Atria, Surabaya, Ali Hasan al-Hamid beserta rombongannya memilih melempar jumrah Aqabah, di waktu sore WAS. Dia merasakan manfaat dari larangan tersebut. Selain memang cuaca di waktu sore hingga malam tidak terlalu ekstrem, kondisi jamarat di lantai tiga pun tidak terlalu padat. “Kita tidak harus ambil waktu afdhal kita punya visi misi keselamatan lebih utama,” kata dia.