MINA -- Emir Makkah, Pangeran Khaled Al-Faisal menekankan, pemerintah Arab Saudi tidak akan membiarkan Makkah digunakan untuk politik atau tujuan lainnya. Dia pun menegaskan, Makkah tidak akan dijadikan tempat wisata religius. Makkah hanya tempat ibadah dan haji.
"Makkah hanya tempat untuk beribadah. Kerajaan akan menolak siapa pun yang menggunakan musim haji atau tempat ini untuk sesuatu selain ibadah.'' kata Khaleed ketika menggelar konferensi pers musim haji tahun ini, di kantornya di Mina, (4/9).
Khaleed mengatakan hal tersebut ketika mengomentari tindakan yang diambil Inggris terhadap seruan peziarah Iran untuk mempolitisasi haji.
Disebutkan, orang-orang Iran mayoritas Muslim dan negara ini (Saudi Arabia -red) terbuka untuk semua umat Islam untuk melakukan ritual haji. Karena itu pihaknya tidak mencegah orang Iran atau orang lain dari dunia manapun untuk melakukan ritual mereka atau mengunjungi Tanah Suci ini. Mereka semua diundang, seperti umat Islam lainnya, untuk datang ke tempat-tempat ibadah haji ini. Mengunjungi Makkah dan Madinah hanya untuk melakukan ritual.
"Karena ini (Makkah dan Madinah) adalah tanah ibadah yang dirahmati Allah SWT,'' ujarnya, seperti dilansir saudigazette.com
Khaleed bersikukuh menolak apabila ada pihak yang berusaha mengeksploitasi kewajiban ibadah haji yang agung ini untuk urusan politik, ekonomi, atau lainnya. Ia kemudian menggambarkan melayani jamaah haji adalah sebagai misi terhormat, tindakan penuh tanggung jawab, dan sebuah kepercayaan terhadap Arab Saudi yang semua itu harus dilakukan dengan tulus. "Tujuan utamanya adalah menjamin setiap Muslim agar dapat melakukan ibadah dengan mudah, nyaman.''
Seperti dilansir Saudi GazetteIa, da mengatakan, para pemimpin Arab Saudi tetap mengesampingkan rencana pembangunan pariwisata religius untuk Makkah. "Tidak ada wisata religius di Makkah. Sekali lagi (Makkah) ini adalah tempat haji dan ibadah. Pariwisata akan berada di luar batas-batas Makkah dan tempat-tempat suci di sini,'' kata Khaleed.