Rabu 13 Sep 2017 18:01 WIB

Jumlah Jamaah Haji Jabar yang Meninggal Naik 50 Persen

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Endro Yuwanto
Keluarga dan kerabat menyambut kedatangan jamaah haji kloter 1 Debarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG) di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis (7/9).
Foto: Republika/Prayogi
Keluarga dan kerabat menyambut kedatangan jamaah haji kloter 1 Debarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG) di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis (7/9).

IHRAM.CO.ID,  BEKASI -- Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat (Jabar) Ajam Mustajam menyatakan, proses pemulangan jamaah haji tahun ini berlangsung tertib. Hal ini berkat dukungan dari aparat dan panitia serta kerja sama dari keluarga jamaah haji.

Jamaah haji dari luar kota dan kabupaten Bekasi, kata Ajam, memang akan dijemput langsung oleh panitia dari daerah setempat saat jamaah telah tiba di Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi. Ini mengingat barang bawaan jamaah telah dikirim terlebih dahulu ke daerah masing-masing.

"Kecuali jamaah Kota Bekasi, karena jamaah kebanyakan berdekatan, maka barang dikumpulkan di asrama haji dan Alhamdulillah tidak ada kendala dari proses pemulangan," kata Ajam saat ditemui Republika.co.id di Asrama Haji Embarkasi Jakarta Bekasi, Rabu (13/9).

Menurut Ajam, panitia perpulangan yang berjumlah sekitar 200 orang memiliki kewajiban untuk mengamankan jamaah dan lingkungan sekitar agar saat proses perpulangan tidak mengganggu lalu lintas di sekitar asrama haji.

Jamaah haji tahun ini yang meninggal, kata Ajam terdata sekitar 67 orang, atau naik sekitar 50 persen dari tahun lalu.

Namun Ajam menegaskan, tingginya angka kematian jamaah, bukan disebabkan karena kelalaian panitia, namun karena beberapa hal, seperti tingginya jumlah jamaah, cuaca yang ekstrim, serta faktor usia, mengingat 60 persen jamaah haji Jawa Barat adalah lansia.

"Mayoritas yang meninggal adalah lansia dan pengidap penyakit bawaan," kata Azam.

Ajam menjelaskan, saat ini masih ada tujuh jamaah Jawa Barat yang diundur kepulangannya karena kendala kesehatan. Menurut Ajam, seluruh jamaah tersebut akan dipulangkan hingga kondisinya stabil dengan seluruh biaya ditanggung oleh pemerintah. "Kalau belum sembuh 100 persen tapi layak dipulangkan maka dipulangkan, tapi kalau tidak maka akan ditunda hingga sembuh," ujar dia.

Penyakit yang diidap jamaah tersebut, kata Ajam, mayoritas adalah penyakit bawaan, bukan penyakit menular. Dia juga menegaskan, tidak ada jamaah Jawa Barat yang terindikasi penyakit menular seperti MERS-CoV. Sedangkan, jamaah yang lebih dulu dipulangkan ke Tanah Air, lanjut dia, terdata sekitar tujuh orang. Mayoritas adalah jamaah lansia yang telah menyelesaikan seluruh ibadah haji atau jamaah yang memiliki keterdesakan tugas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement