REPUBLIKA.CO.ID, THAIF—Thaif, kota yang terletak 100 km arah tenggara Kota Makkah ini, dikenal dengan ‘puncak’nya Arab Saudi. Berbeda dengan kebanyakan kota di Saudi, suhu udara di Thaif sangat bersahabat, sejuk dan di jam-jam tertentu cenderung dingin, seperti di kawasan puncak, Bogor, Jawa Barat. Bedanya hanya di bogor dipenuhi dengan pepohonan nan rindang, sementara sepanjang jalan di Thaif, bukit bebatuan cadas lebih mendominasi.
Republika.co.id, Kamis (14/09), bersama Tim Media Center Haji (MCH) Daker Makkah berkesempatan melakukan ziarah ke Thaif berkesempatan mengunjungi kota yang pernah menjadi tujuan dakwah Rasulullah SAW pada awal Islam ini. Kunjungan rombongan para jurnalis ini dipimpin oleh Staf Khusus Menteri Agama Bidang Komunikasi Hadi Rahman serta Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Mastuki. Ikut juga dalam rombongan ini Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya, Aswadi.
Sepanjang perjalanan, kawasan setinggi 1.500 meter dari permukaan laut. Sepanjang jalan, pelancong akan disuguhi dengan pemandangan serba bebatuan cadas, namun tetap eksotis. Menunju puncak, suhu udara semakin sejuk. Di beberapa titik juga telah dibangun wahana rekreasi, taman bermain air, dan kereta gantung.
Begitu sampai di pintu gerbang Kota Thaif, pengunjung bisa berhenti sejenak menikmati jagung bakar, atau mencoba mengendarai unta dan keledai yang banyak berjejer di pinggir jalan. Selain dikenal dengan wisata religinya, kota ini memang kota persinggahan dan rekreasi.
Berjuluk Qaryat al-Muluk, atau desa para raja, di kota ini kita akan mudah mendapati deretan istana peristirahatan musim panas para raja dan para konglomerat Arab Saudi. Selama musim haji, kawasan ini kerap menjadi destinasi wisata, tidak hanya warga lokal, tetapi juga wisatawan mancanegara, tak terkecuali para jamaah haji dari berbagai penjuru dunia.
Di pusat kota Thaif, kita bisa berziarah di Masjid Ibnu Abbas RA. Konon, menurut sejumlah riwayat sepupu Rasulullah SAW, dimakamkan di masjid ini.
Sempat ada perbedaan pendapat dari warga di manakah letak persis makam Ibnu Abbas, karena ada dua titik yang dipagari memutar berbentuk kubus.
Namun, dugaan kuat, kubus yang terdapat informasi dan petunjuk berziarah adalah lokasi sosok sahabat Nabi SAW yang berjuluk turjaman Alquran, penerjemah Alquran tersebut. Jamaah haji dari Bangladesh, Pakistan, Yaman, tampak berdatangan berziarah di masjid ini.
Di masjid ini pula, kita bisa menyusuri beberapa relief tulisan Alquran dalam batu dan beberapa prasasti nisan-nisan kuno. Menurut Abdussalam, tulisan ayat Alquran di atas batu tersebut usianya kembali ke masa-masa awal, diperkirakan pada masa sahabat Utsman bin Affan melihat bentuk khatnya yang tak berharakat dan nihil titik.
“Ini usianya 1400 tahun lalu,” kata penjaga Perpustakaan Ibnu Abbas, Abd as-Salam (baca: Abdussalam), kepada Republika.co.id, Nashih Nashrullah, di ruangan Perpustakaan Ibnu Abbas, Thaif, Kamis (15/9). Sedangkan prasasti nisan rata-rata berasal dari abad ke-5 Hijriyah.