IHRAM.CO.ID, Sesampainya Nabi Muhammad SAW di Kota Madinah setelah berhijrah dari Makkah, Rasulullah mendirikan Masjid Nabawi di tempar berhentinya unta beliau. Nabi pernah bersabda, "shalat di masjidku ini (Masjid Nabawi) lebih baik dari seribu shalat di tempat lain, kecuali Masjid Al Haram."
Tahukah Anda, Masjid Nabawi ternyata menyimpan sejumlah tempat istimewa di dalamnya? Dikutip dari Madinah Al Munawwarah: Sejarah dan Tempat-Tempat Istimewa, berikut ini bagian ke - 2 dari lokasi khusus tersebut seperti dilaporkan Wartawan Republika.co.id, Hj Ani Nursalikah dari Madinah, Ahad (17/9).
3. Mihrab-Mihrab
a. Mihrab Nabi
Terletak di dalam Raudhah. Mihrab dibangun Umar bin Abdul Aziz di tempat dimana Rasulullah mengimami shalat para sahabat setelah berpindahnya kiblat menuju Ka'bah. Kemudian dilakukan renovasi pada 888 H (1483 M) ketika pemerintahan Raja Al Asyraf Qaitbay dan masih bertahan hingga kini.
b. Mihrab Utsmany
Terletak di bagian depan Masjid Nabawi, tepatnya di dinding kiblat. Mihrab tersebut dibangun oleh Umar bin Abdul Aziz, tepat dimana Khalifah Utsman bin Affan mengimami shalat kaum Muslimin setelah ia memperluas Masjid Nabawi. Kemudian Raja Al Asyraf Qaitbay memperbaruinya pada 888 H (1483 M). Mihrab tersebut masih merupakan posisi imam hingga saat ini.
c. Mihrab Tahajjud
Terletak di dinding bagian utara dari rumah Rasulullah. Mihrab ini dibangun tepat dimana Nabi Muhammad melaksanakan shalat tahajud.
d. Mihrab Putri Nabi, Fatimah Az Zahra
Terletak di bagian dalam ruangan dimana rumah Fatimah terletak di dalamnya.
e. Mihrab Sulaimany atau Mihrab Hanafy
Terletak di tiang ketiga sejajar dengan mimbar yang mulia dari arah barat. Dibangun oleh Tugan Syekh setelah tahun 860 H (1456 M). Ia menempatkan imam dari pengikut mazhab Hanafy, kemudian Sultan Sulaiman Al Qanuni memperbaruinya pada 938 H (1531 M) sehingga mihrab tersebut dinisbatkan ke dirinya.
4. Mimbar Masjid Nabawi
Ketika Nabi Muhammad SAW berkhutbah, beliau bersandar di batang kurma. Kemudian beliau dibuatkan sebuah mimbar yang terdiri dari tiga anak tangga pada tahun ketujuh hijriyah (628 M) atau kedelapan hijriyah (629 M). Mimbar tersebut diletakkan di sebelah barat tempat shalat beliau.
Mimbar tersebut masih tetap kukuh hingga 654 H (1256 M), saat itu mimbar terbakar bersamaan dengan kebakaran yang melanda Masjid Nabawi. Mimbar yang ada saat ini kembali pada masa pemerintahan Sultan Utsmaniyyah bernama Murad pada 998 H (1590 M).
Mimbar Rasulullah mempunyai beberapa keutamaan yang diterangkan dalam hadits nabawi, di antaranya "Antara rumahku dan mimbarku adalah taman di antara taman-taman surga dan mimbarku (kelak) berada di atas telagaku." (HR Bukhari dan Muslim). "Sesungguhnya mimbarku di atas salah satu aliran-aliran surga." (HR Ahmad).
5. Suffah
Suffah adalah sebuah tempat di bagian belakang bangunan lama Masjid Nabawi. Tepatnya di sebalah barat tempat yang sekarang dikenal dengan "dakkatul aghwat", agak ke selatan sedikit. Tempat tersebut tidak memiliki tanda apa pun saat ini.
Rasulullah memerintahkan tempat ini diberi atap dari pelepah kurma. Lalu, tempat tersebut dinamai suffah atau dzhillah (naungan). Tempat tersebut disiapkan untuk persinggahan kaum muhajirin yang belum beristri, para fakir miskin dan para pendatang yang tidak memiliki tempat tinggal.
Mayoritas pekerjaan penghuni suffah mempelajari Alquran dan hukum-hukum syariah dari Rasulullah atau dari orang yang diutus Rasulullah untuk itu. Apabila waktu perang tiba, orang-orang yang mampu dari kalangan mereka keluar untuk berjihad. Sebagian sahabat Nabi dari golongan mereka merupakan tokoh terkenal. Salah satu yang menonjol adalah Abu Hurairah.