IHRAM.CO.ID, MADINAH -- Kepala Bidang Katering Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Abdullah mengatakan secara umum layanan katering bagi jamaah haji di Madinah berjalan lancar, Rabu (4/10). Namun, ia tidak menampik adanya permasalahan di lapangan, tetapi semuanya bisa diatasi dengan baik.
Dia mengatakan akan mengusulkan tambahan layanan katering di Makkah menjadi selama 25 hari atau sebanyak 50 kali makan pada tahun depan. Menurutnya, dibutuhkan anggaran 300 riyal per jamaah untuk tambahan layanan katering ini.
Usulan ini didasarkan pada aspirasi jamaah selama penyelenggaraan ibadah haji. Dalam setiap kesempatan pengawasan, jamaah berharap katering bisa diberikan secara penuh di Makkah sehingga mereka tidak perlu lagi mencari makan di luar. Selain tidak terjamin higienitasnya, ternyata tidak mudah juga mencari sarapan pagi di Makkah.
Abdullah mengaku telah menyusun sejumlah rencana untuk memperbaiki layanan katering di tahun berikutnya. Pertama, untuk menghindari kebosanan, diupayakan penyempurnaan menu dan perubahan siklus menu dari per pekan menjadi per 10 hari.
"Untuk mengantisipasi gagalnya perusahaan katering menyediakan juru masak perlu adanya perekrutan juru masak cadangan dari Indonesia," katanya.
Ketiga, mengkaji ulang pola distribusi kapasitas penyediaan katering kepada tiap perusahaan agar masing-masing masih bisa menerima pengalihan penyediaan pada saat ada perusahaan yang wanprestasi dan diputus kontrak.
Terakhir, mengubah waktu distribusi makan di Madinah seperti di Makkah. Makan siang dimulai pukul 08.00-11.00 waktu Arab Saudi (WAS) dan makan malam mulai pukul 17.00-21.00 WAS.
Di Armina, kami juga akan mengusulkan adanya tambahan makan satu kali makan siang pada 8 Dzulhijjah. Sebab, banyak jamaah haji Indonesia yang sudah didorong ke Arafah sejak pukul 08.00 WAS, katanya.