IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- PT First Anugrah Wisata Karya atau dikenal First Travel mengklaim bahwa dalam lima bulan akan mendapatkan investor. Bahkan kini salah satu investor tersebut telah disebutkan dalam proposal perdamaian.
Jamaah pun segera melakukan kroscek keberadaan investor yang dimaksudkan. Apakah benar ada atau hanya bualan semata. Namun jamaah First Travel kembali kecewa setelah melakukan pengecekan ternyata nama investor tersebut tidak ditemukan. Investor yang disebut-sebut yakni PT Khameris Airu.
"PT (investor) yang dia (First Travel) janjikan juga ternyata enggak ada pas kita cek, PT Khameris Airu, yang ada justru Kamariz, ini malah Khameris. Kita jadi bingung," ujar salah satu kuasa hukum korban, Riesqi Ramadiansyah melalui sambungan telepon kepada Republika.co.id di Jakarta, Jumat (6/10).
Dalam revisi proposal perdamaian tersebut, First Travel juga menyatakan akan mulai memberangkatkan jamaahnya pada 2020. Sontak saja ini membuat jamaah protes lantaran waktu keberangkatan terlalu lama.
Padahal sebelumnya jamaah hanya ingin First Travel merevisi proposalnya agar keberangkatan dijadwalkan dengan rinci dan jelas. Karena memberangkatkan 59 ribu jamaah dalam satu tahun menurut mereka hal yang tidak mungkin dilakukan. Sehingga meminta First Travel untuk kembali merevisi proposal perdamaian tersebut.
Melalui pengacara First Travel, Putra Kurniadi mengaku siapapun investor itu menjadi dapur First Travel alias menjadi urusan internal Andika Surachman selaku pemilik biro perjalanan umrah itu. Putra mengklaim, Andika yang sudah dikenal di kalangan pembisnis akan mudah untuk mendapatkan investor tersebut. Dia juga menegaskan jatuh bangun dalam bisnis adalah hal yang biasa.