Senin 16 Oct 2017 06:44 WIB

Gali Lubang Tutup Lubang Pelayanan Ibadah Haji

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
Antrean jamaah haji di loket imigrasi bandara internasional King Abdulaziz Jeddah, Saudi Arabia, 27 August 2017. Sekitar 2,6 juta jamaah haji dari berbagai negara akan melaksanakan ibadah haji tahun ini.
Foto: Mast Irham/EPA
Antrean jamaah haji di loket imigrasi bandara internasional King Abdulaziz Jeddah, Saudi Arabia, 27 August 2017. Sekitar 2,6 juta jamaah haji dari berbagai negara akan melaksanakan ibadah haji tahun ini.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Penyelenggaraan pelayanan ibadah haji tahun 2017 telah selesai dilakukan oleh pemerintah. Seluruh jamaah pun telah pulang ketanah air, walaupun tidak sedikit juga jamaah yang tidak bisa kembali lantaran wafat di tanah suci.

Pengamat Haji, Ade Marfuddin mengatakan, proses penyelenggaraan haji dari tahun ke tahun sebenarnya terus meningkat dan lebih baik. Pemerintah pun selalu melakukan perbaikan di beberapa aspek pelayanan. Namun, menurut dia, setelah masalah satu diperbaiki, masalah lain muncul  kembali. Ia pun menilai penyelenggaraan pelayanan haji di Indonesia masih bersifat gali lubang tutup lubang karena pemerintah belum melakukan perbaikan secara menyeluruh terhadap pelayanan ibadah haji.

"Haji ini sangat dinamis. Dari dulu sampai sekrang dari sisi pembenahan terus diperbaiki, tapi gali lubang tutup lubang. Yang lubang ini diperbaiki, lubang lain muncul, begitu terus. Karena tidak ada perbaikan yang sifatnya konferehensif, permanen," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (14/10).

Ia mencontohkan, dari sisi pemondokan jamaah haji barangkali penyelenggaraan haji tahun ini sudah lebih baik. Namun, ternyata angka jamaah yang meninggal di tanah suci masih banyak. "Ternyata dari aspek kesehatan angkanya meningkat tajam, yang meninggal banyak. Ini kan juga catatan yang perlu dpperbaiki ke depan," ucapnya.

Menurut dia, walaupun kematian seseorang merupakan sebuah takdir. Namun, setidaknya pemerintah bisa melakukan tindakan pencegahan. "Cuma prevenstifnya harus ada, itu seperti masalah kesehatan harus kita lihat. Karena belum dilaksanakan secara utuh, seperti apa sih jamaah yang seharusnya bisa diberangkatkan?" katanya.

Sementara, Komisioner Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI), Syamsul Maarif mengatakan bahwa ada beberapa hal yang harus dievaluasi dalam proses penyelenggaraan haji 2017. Di antaranya yaitu, masalah kesehatan jamaah, perlindungan jamaah yang ternyata masih banyak yang hilang, dan proses bimbingan haji.

"Saya kira perlu evaluasi total lah. Tapi, tidak bisa dipungkiri dalam beberapa hal ada kemajuan-kemajuan," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement