Senin 23 Oct 2017 06:33 WIB

Begini Rasanya Naik Haji dengan Menjadi Tamu Raja Arab Saudi

Raja Faisal dari Saudi yang ditembak mati keponakannya, Pangeran Faisal.
Foto: simec2016.org
Raja Faisal dari Saudi yang ditembak mati keponakannya, Pangeran Faisal.

Oleh: Alwi Shahab*

Program undangan Pemerintah Kerajaaan Arab Saudi pada umat Islam sedunia untuk menjadi tamu Allah selama musim haji, berlangsung sejak lama. Saya termasuk yang beruntung mendapat kesempatan menunaikan ibadah haji atas undangan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Peristiwa itu terjadi pada September 1974. Pada suatu hari, setelah selesai meliput kegiatan Presiden Soehar to, saya mendapat telepon dari Departemen Sosial.

Pak Bustaman, seorang staf menteri sosial saat itu, memberi tahu bahwa saya ditunjuk untuk melaksanakan ibadah haji. Anda ditunjuk oleh Menteri Sosial HMS Mintaredja SH, kata Pak Bustaman, dari ujung telepon. Karuan saja, pemberitahuan ini membuat hati saya berbinar-binar. Saya merasa, doa saya ketika umrah tahun 1973 dikabulkan Allah.

Musim haji 1974, berlangsung antara November dan Desember. Waktu itu, perjalanan haji dengan menggunakan pesawat udara, baru berlangsung sekitar dua tahun. Sebelumnya, perjalanan haji harus menggunakan kapal laut sehingga harus menempuh perjalanan berbulan-bulan. Waktu itu, ongkos naik haji (ONH) sebesar Rp 750 ribu dengan tambahan Rp 7.500 untuk Badan Amil Zakat.

Seingat saya, penerbangan dari Bandara Halim Perdana kusu mah me merlukan waktu 11 jam dengan transit di bandara negara Uni Emirat Arab. Karena masuk dalam kloter awal, saya dan rombongan waktu itu langsung ke Madinah. Namun, di kota ini saya tidak bisa melaksanakan ibadah Arbain karena baru dua hari berada di kota ini sudah diajak seorang sahabat pergi ke luar kota.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement