Minat warga anak benua Asia bagian selatan, yakni India, untuk pergi haji ke Makkah berlangsung semenjak agama Islam masuk ke India. Pada saat kekuasaan dipegang oleh Dinasti Moghul juga ikut memegang perannya.
Pada masa pemerintahan Jahangir dan Shah Jahan misalnya. Pada masa pemerintahan tersebut diketahui mengirim bingkisan ke Makkah dengan menunjuk Mir Haji untuk berhaji.
Namun, kepergiaan ke Makah itu tak selalu berlangsung mulus. Pada satu waktu sempat terjadi penangkapan kapal 'Rahimi' yang dimiliki oleh Maryam-uz-zamani (Jodha bai) ibu dari Kaisar Mughal, Jahangir pada tahun 1613 M oleh Portugis. Kapal ini diyakini sebagai kapal terbesar yang selama ini berlayar di lautan India.
Kapasitas kapal Rahimi diperkirakan mencapai 1500 ton dengan ruang untuk membawa hingga mencapai 1500 penumpang. Orang Eropa saat itu menggambar kapal ini sebagai kapal ziarah yang sangat untuk mengantar pelayaran berhaji tahunan. Kapal ini melintasi laut dari India menjuju kawasan Arabia.
Meski secara fisik kapal itu sekedar kapal peziaran, namun pelaut Portugis yang selama ini melayani orang Mughal berlayar ke Arabia untuk berhaji, menganggap penangkapan kapal kerajaan tersebut merupakan upaya menguasai kerajaan Mughal dan tindakan penganiayaan agama oleh orang Portugis yang disengaja.
Adanya kejadian ini mungkin telah menyebabkan pelunakan sikap Mughal terhadap Inggris, yang telah berusaha keras sejak tahun 1608 M. untuk mendapatkan bantuan, membuat jalan dan untuk mendapatkan izin kerajaan ke perusahaan Inggris timur India dalam pembangunan di India.