Berbagai cara untuk melayani jamaah agar semakin nyaman ketika melakukan ibadah haji dan umrah di tanah suci. Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, maka kini mulai hadir aplikasi yang terkait layanan ini. Salah satunya adalah aplikasi 'Labaik'.
Pada wawancara ini reporter ihram,com Rahma Sulistya, berbincang dengan CEO Aplikasi Labaik, Mala Widyanto. Berikut wawancaranya:
Mengapa Mas Mala memilih untuk mempelajari teknologi Islam, lalu menggagas aplikasi Labbaik?
Kebetulan saya menyukai dunia IT, dan akhirnya memilih kuliah di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga. Karena, waktu itu saya mau kuliah yang dekat-dekat saja, saya orang asli dari Salatiga. Nah, UKSW ini dikenal jurusan teknologinya bagus, jadi saya kuliah di situ. Kuliah di UKSW justru menjadikan saya semakin tertarik dengan teknologi Islam.
Walaupun belajarnya di kampus Kristen, tetapi saya mengambil isinya dan pelajarannya saja, tetapi minat saya tetap ke teknologi Islam. Yang penting di situ prinsip saya tetap jalani Islam. Bagi saya, mengerjakan sesuatu, bukan hanya untuk sekarang. Tapi untuk akhirat juga. Ini salah satunya, dengan kemampuan di teknologi, bisa berkontribusi untuk men-support akhirat kelak.
Lalu aplikasi Labbaik ini tercetus saat teman saya, yang juga sekarang menjadi tim di Labbaik, mengeluh pas menjalani umroh pada 2012. Biasanya, dari Indonesia, para jamaah itu dibekali buku panduan bersama dengan bimbingan dari muthawaf. Dan di sana ketika sedang thawaf, kondisinya sangat ramai. Lalu teman saya ini membuka buku susah sekali karena berdesak-desakan. Muthawaf memang cukup membantu, tetapi ya tidak membantu banyak. Karena dari sekian banyak orang, muthawaf itu berteriak-teriak, sahut-sahutan tidak terdengar. Dari problem itu, terciptalah aplikasi Labbaik pada Februari 2014.
Fungsi awal dari dibuatnya aplikasi Labbaik ini untuk apa, lalu bagaimana hukumnya jika buku kemudian diubah ke bentuk digital?
Penting bagi jamaah untuk paham aplikasi Labbaik, mendownload dan menggunakannya di tanah suci. Aplikasi ini berfungsi untuk memberikan informasi mengenai tata cara pelaksanaan haji dan umroh, dan diharapkan bisa memudahkan jamaah. Karena aplikasi Labbaik ini dibuat sesederhana mungkin, agar lansia yang sudah sesepuh sekalipun, bisa ikut menggunakannya juga. Insya Allah memudahkan.
Saya rasa, tidak masalah ya menggunakan digitalisasi buku panduan umroh. Kecuali membaca Alquran ya, karena ada hukumnya tersendiri kalau membaca Alquran lewat buku dan digital. Sumber Alquran pun juga dari sumber Maha Agung, jadi lebih baik dari buku. Sementara buku panduan yang diberikan ke jamaah, itu kan sumbernya dari buku-buku juga, sama halnya dengan digitalisasinya, jadi tidak masalah.
Mas Mala bisa dijelasin perkembangan aplikasi Labbaik dari awal pembuatannya hingga sekarang?
Waktu itu, produk yang dibuat masih minimum sekali. Sehingga versi 1.0 itu hanya dibuat dengan tampilan apa adanya. Di dalamnya ada list doa dengan suaranya yang dipenggal-penggal, supaya bisa diikuti, menggantikan suara muthawaf. Baru kemudian kita kembangkan lagi.
Nah sekarang sudah di versi 2.5 dan dalam versi ini kita tambahkan fitur Noor. Fitur ini baru saja launching 7 agustus 2017 kemarin. Dengan Noor, umat muslim bisa menanyakan apapun seputar haji dan umroh. Dan ini akan menjadi satu artificial intelligent (AI) yang base-nya muslim. Nanti pada akhir Desember 2017, kita akan launching yang versi 2.8 dengan penambahan fiturnya, ada messenger sama tracking.
Dua fitur ini juga mengatasi masalah lainnya ketika pelaksanaan haji dan umroh, jamaah hilang. Dengan adanya fitur tracking, kita bisa melacak dimana lokasi jamaah kapanpun melalui icon dari akun jamaah, setelah itu dengan messenger, kita bisa langsung mengirimkan pesan pada icon yang muncul itu.
Jadi di aplikasi Labbaik ini sudah ada fitur apa saja?
Aplikasi Labbaik ini dilengkapi dengan kumpulan doa dan terjemahannya juga. Lalu ada lima fitur yang disajikan dalam aplikasi Labbaik. Pertama, kumpulan doa umroh dan haji lengkap, mulai dari niat, thawaf, sa'i, hingga doa ziarah, semua terangkum dalam bentuk audio yang dilengkapi dengan teks Alquran, transliterasi, dan translasi.
Kedua, kontrol kecepatan audio, jamaah tak perlu khawatir tertinggal tuntutan doa dari muthawif, karena aplikasi juga dilengkapi dengan kontrol navigasi sehingga bacaan doa dapat diatur sesuai kebutuhan. Jamaah akan serasa memiliki muthawif pribadi yang dapat memandunya dengan perlahan dan fasih.
Ketiga, catatan doa. Jamaah bisa mendoakan seluruh kerabat tanpa ada yang terlupa, fitur ini memungkinkan jamaah untuk menyimpan seluruh titipan doa. Keempat, model sederhana yang disajikan oleh aplikasi Labbaik. Ibadah thawaf dan sa'i akan lebih mudah dan nyaman, fitur ini menampilkan keseluruhan doa thawaf dan sa'i dalam satu layar. Dan kelima, aplikasi Labbaik memiliki tampilan yang sederhana dan tidak menyulitkan jamaah saat menggunakannya.
Kelebihan dan kekurangan aplikasi Labbaik ini apa saja?
Ke depannya, pada aplikasi Noor akan semakin banyak data yang dimasukkan didalamnya, sehingga ia akan menjadi AI-nya for muslims, walaupun saat ini masih sekitaran haji dan umroh dulu. Jadi aplikasi Noor itu, jamaah tinggal mengajukan pertanyaan dengan mengklik tombol rekam, lalu Noor akan memunculkan jawabannya. Lalu, nanti kita juga akan ada e-commerce terpisah dalam bentuk website biasa. Namanya labbaik.id atau shop.labbaik.id dan saat ini masih proses development. Di e-commerce ini, kita akan menjual semua pernak-pernik khusus Muslim.
Kalau kekurangan, paling hanya di fitur Noor itu, sekarang belum bisa digunakan di iOS dulu ya, baru bisa di android karena kita masih terus lakukan pengembangan. Dan aplikasi Labbaik ini, sayangnya belum bekerjasama dengan Kementerian Agama untuk dicoba dalam mengatasi jamaah hilang ketika haji. Untuk saat ini, kita masih kerjasamanya denga Amphuri. Kita maunya asosiasi ini kan banyak travel-travelnya. Nah kita akan memfasilitasi travel-travel itu untuk jamaahnya. Kita juga akan edukasi jamaah soal aplikasi ini agar bermanfaat di sana.