Senin 30 Oct 2017 08:33 WIB

Membangkitkan Rumah Lumpur Orang Arab Masa Lalu

Rumah lumpur di Arab Saudi setelah direnovasi.
Foto: saudigazette.com
Rumah lumpur di Arab Saudi setelah direnovasi.

Kelompok-kelompok rumah lumpur yang menghiasi berbagai wilayah di Arab Saudi telah lama teruji selama berabad-abad sebelum kedatangan struktur beton. Namun, bangunan ini sebagian besar ditinggalkan pemiliknya setelah ledakan minyak dan revolusi dibidang industri konstruksi.

Dilansir dari Saudi Gazette masuknya pekerja asing untuk membantu Arab Saudi dalam penemuan minyak tentunya memerlukan tempat tinggal. Akomodasi yang sulit menyebabkan rumah lumpur tersebut disewakan kepada mereka. Selain itu sang pemilik memilih kenyamanan bangunan modern dibandingkan bangunan kuno tersebut. Rumah lumpur dibangun di atas pondasi batu, dengan atap yang terbuat dari kayu, daun kelapa dan pasir.

Curah hujan sering menyebabkan dinding lumpur runtuh. Sejumlah besar rumah ini dibiarkan hancur sampai beberapa orang mulai merawatnya lagi. Beberapa dari mereka merenovasinya sebagai pelarian dimana mereka bisa pergi dan bersantai di pedesaan.

Ushaigur terletak di Shaqra governorate sekitar 190 kilometer barat laut Riyadh, adalah salah satu kota pertama yang rumah lumpurnya dipulihkan. Ini mungkin merupakan kota warisan tertua di negara ini. Pada tahun 2005 pertama kalinya rumah-rumah lumpur dibuka untuk para wisatawan. Ketika Kementerian Urusan Kota dan Pedesaan melihat banyaknya wisatawan yang masuk, maka mereka memutuskan untuk fokus ke rumah lumpur tua di seluruh negeri dan mengubahnya menjadi tempat-tempat wisata.

Pada tahun 2011, Komisi Pariwisata dan Warisan Dunia Saudi mengumumkan bahwa mereka akan merehabilitasi dan mengembalikan semua rumah lumpur di seluruh negeri melalui kemitraan dengan sektor swasta. Dana pemerintah dialokasikan untuk tujuan ini. Selain itu banyak pengusaha mendukung rencana rehabilitasi dan menyumbangkan uang untuk tujuan tersebut.

Komisi tersebut memulai pekerjaan rehabilitasi di Riyadh dengan fokus pada kota-kota di pinggiran kota, termasuk situs-situs wisata dan warisan seperti Istana Al-Masmak, Pusat Sejarah Raja Abdulaziz, Museum Nasional, Wadi Hanifah dan Museum Saqr Al-Jazirah.

Komisi tersebut mengidentifikasi beberapa lokasi dengan rumah-rumah lumpur di Qassim, Unaizah, Dammam, Sakaka, Al-Baha, Madinah, Makkah, Pulau Farasan, Hofuf, Kharj, Qatif dan daerah lainnya di seluruh negeri.

Komisi tersebut juga memberikan bantuan keuangan kepada keluarga yang memiliki rumah lumpur tua untuk mengubahnya menjadi tempat-tempat wisata. Turut pula membantu mereka menghasilkan pendapatan yang layak dari bisnis rumah lumpur tersebut. Banyak pemilik rumah lumpur telah mengubahnya menjadi penginapan kecil dimana wisatawan dapat menikmati waktu mereka sambil mengenal budaya orang Arab secara langsung.

Penginapan menawarkan makanan tradisional dan memberi kesempatan kepada pemilik untuk menampilkan produk buatan tangan mereka kepada wisatawan. Yang terpenting, proyek-proyek ini menciptakan peluang kerja yang menguntungkan bagi banyak orang di Saudi. Saat ini, kota-kota dan gubernur di seluruh negeri bersaing satu sama lain untuk menarik jumlah wisatawan terbesar.

Banyak orang telah mendaftarkan bangunan warisan mereka kepada komisi tersebut untuk melindungi hak mereka sebagai pemilik tunggal struktur. Sementara beberapa orang meminta kepada komisi tersebut untuk  mengubah rumah mereka menjadi situs arkeologi. Sekaligus  menjalankannya dengan cara yang mencerminkan gaya hidup yang sesuai dengan zaman dahulu. Saat ini, rumah-rumah lumpur tua telah dihidupkan kembali dan mereka mulai bersinar lagi. Memberi pengunjung gambaran tentang kehidupan sederhana yang terjadi berabad-abad lalu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement