IHRAM.CO.ID, NEW YORK -- Maskapai-maskapai Timur Tengah tengah menghadapi titik terlesu bisnis mereka pada September 2017 selama lebih dari delapan tahun ini. Beberapa di antara penyebabnya adalah larangan membawa perangkat elektronik dan perjalanan tertentu.
Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) menyampaikan, pendapatan industri penerbangan naik 3,7 persen per September 2017 ini. Namun, ini merupakan yang terendah sejak Februari 2009.
Maskpai-maskapai asal Timur Tengah seperti Emirat dan Etihad harus mengahadapi tekanan isu kapasitas berlebih, keamanan penerbangan, dan turunnya bisnis di kawasan.
''Pasar Timur Tengah-AS terbentur aturan membawa barang elektronik besar dalam kabin, juga larangan terbang sebagian warga Timur Tengah ke AS,'' ungkap IATA seperti dikutip Reuters, Kamis (2/11).
Lalu lintas penerbangan di kawasan Timur Tengah dan AS sudah turun sejak Agustus lalu. September adalah bulan ke enam di mana penurunan bisnis penerbangan maskapai Timur Tengah terjadi. Hal ini juga membuat Timur Tengah jadi satu-satunya pasar bisnis penerbangan yang tidak menunjukkan pertumbuhan tahunan dalam delapan bulan awal 2017.
Secara umum, permintaan global terhadap jasa penerbangan naik 5,7 persen. Pun kapasitas maskapai yang naik 5,3 persen dan efisiensi maskapai yang naik tipis 0,3 persen menjadi 81,6 persen.
''Badai Irma dan Maria membuat bisnis ini tersendat walalupun perbaikan sudah terlihat,'' ungkap IATA.
IATA dan maskapai-maskapai Amerika Utara melihat pertumbuhan permintaan jasa penerbangan di sana naik tiga persen per September 2017 ini. Salah satu sebabnya adalah tambahan aturan keamanan yang menghambat.