IHRAM.CO.ID, Kunjungan Raja Salman ke Madinah membawa prospek yang lebih luas untuk masa depan kota Nabi Muhammad SAW tersebut. Raja Salman dilaporkan terbang dari Riyadh dan tiba di Madinah pada Kamis (9/11) malam waktu setempat.
Setibanya di bandara Pangeran Mohammed bin Abdul Aziz, Raja Salman disambut oleh Pangeran Faisal bin Salman bin Abdul Aziz dan sejumlah pejabat Madinah lainnya. Dilansir dari Arab News, Jumat (10/11), kunjungan Raja Salman tersebut akan meluncurkan sejumlah proyek pengembangan dan layanan, yang akan mendukung pembangunan serta pertumbuhan sosial dan ekonomi di kota Madinah.
Madinah tengah menjalani banyak pengembangan berskala besar di bidang akomodasi, pendidikan, transportasi, kesehatan, dan infrastruktur, serta sejumlah proyek lain. Proyek itu bertujuan untuk memberikan layanan yang lebih baik bagi jamaah yang mengunjungi Masjid Nabawi.
Dar Al-Hijrah adalah salah satu proyek besar yang tengah dibangun di Madinah. Proyek ini mencakup pembangunan kantor administrasi dan bimbingan haji, kantor penyedia transportasi jamaah atau General Cars Syndicate, agen travel, layanan medis dan sejumlah layanan lainnya. Proyek ini juga akan mencakup stasiun transportasi angkutan barang, yang memungkinkan para jamaah memeriksa barang bawaan mereka dan menerimanya di negara asal mereka.
Area proyek Dar Al-Hijrah memiliki luas sekitar 1.600.000 meter persegi. Lokasinya berjarak beberapa kilometer dari Masjid Nabawi. Proyek ini memiliki kapasitas sekitar 120 ribu orang, dan bisa dianggap sebagai kota kecil dengan layanan terpadu. Sementara itu, proyek ini menelan biaya sekitar 55 juta Saudi Riyal (SR) (14,7 juta dollar).
Dar Al-Hijrah memiliki 100 menara, yang terdiri dari 20 menara administrasi dan 80 menara hunian. Menara ini akan menyediakan tempat tinggal yang nyaman dan aman bagi para jamaah. Juga Selain itu, akan ada 76 hotel bintang empat dan enam hotel bintang lima. Yang mana, hotel-hotel itu akan menawarkan 40 ribu kamar untuk para jamaah dari berbagai negara. Di samping, akan ada juga rumah sakit berkapasitas 400 tempat tidur.
Tidak hanya itu, proyek ini juga akan dilengkapi dengan pusat transit untuk mengangkut jamaah dari dan ke Masjid Nabawi melalui jalur kereta api yang dibangun di atas jalan layang. Proyek ini akan menciptakan sekitar 31 ribu lapangan kerja.
Proyek ini memiliki tiga tahap pembangunan. Tahap pertama, membangun infrastruktur yang telah dimulai pada Juli 2014. Tahap kedua akan fokus pada pembangunan kantor administrasi, serta perkantoran untuk Kementerian Haji dan Komite Pusat Haji. Sedangkan fase ketiga akan didedikasikan untuk membangun menara hunian.
Sementara itu, proyek Kereta Api berkecepatan tinggi Haramain di Madinah terletak sekitar lima kilometer dari Masjid Nabawi. Proyek ini telah dibangun di atas lahan seluas 147 ribu meter persegi. Pembangunan stasiun kereta api ini menelan biaya sekitar 1,545,822,769 Saudi Riyal.
Stasiun ini merupakan satu dari lima stasiun sepanjang jalur yang akan mencakup 450 kilometer, dari Makkah ke Madinah. Kereta api tersebut diperkirakan akan mengangkut sekitar 3 juta penumpang per tahun antara Makkah, Madinah, Jeddah dan King Abdullah Economic City.
Stasiun tersebut akan menjadi gerbang baru yang melayani jamaah, setelah pembukaan resmi Bandara Pangeran Mohammed bin Abdul Aziz yang baru. Jumlah perjalanan akan mencapai sekitar tujuh kereta setiap jam, antara musim haji, antara Makkah dan Jeddah. Di samping, dua perjalanan setiap jam antara Makkah dan Madinah. Sehingga, jumlah total perjalanan sehari menjadi 36, yang akan membawa sekitar 15 ribu penumpang. Jumlah perjalanan dapat meningkat di kemudian hari.
Stasiun Kereta Haramain di Madinah dibangun dengan layanan dan fasilitas untuk penumpang, yang telah disiapkan sesuai dengan standar internasional untuk kereta berkecepatan tinggi. Yang mana, bangunan utama akan mencakup terminal untuk kedatangan dan keberangkatan, ruang VIP, sebuah masjid yang dapat menampung hingga 1.000 jamaah, pusat pertahanan sipil, helipad, platform kereta api, ruang tunggu dan dua tempat parkir.
Sementara itu, ada Wahat Alquran (The Oasis of the Qur'an) yang merupakan proyek besar lainnya di Madinah. Proyek sejarah, pendidikan dan budaya, ini akan dibangun di atas lahan seluas 200 ribu meter persegi. Wahat Alquran akan menjadi seperti museum dan pusat kebudayaan untuk pengajaran Alquran yang menggunakan teknologi mutakhir.
Proyek ini mencakup ruang pameran, bagian pengajaran khusus untuk pria dan wanita, perpustakaan Alquran, pusat konferensi, pusat penelitian untuk studi Alquran, departemen penelitian, serta bagian administrasi. Di samping itu, proyek ini juga dilengkapi dengan lapangan umum dan kebun, pusat layanan pendukung, dan tempat parkir mobil.
Tidak hanya itu, Raja salman juga akan meluncurkan proyek lainnya, termasuk proyek Universitas Islam. Proyek universitas Islam ini menelan total biaya sebesar 843 juta SR. Selain itu, Raja Salman juga meluncurkan proyek Direktorat Jenderal Pendidikan di Madinah, dengan total biaya 341 juta SR.
Selanjutnya, ada pula proyek untuk Administrasi Umum pada Layanan Air di Madinah, dengan total biaya 235 juta SR. Kemudian proyek untuk Universitas Taibah dengan total biaya 260 juta SR, proyek untuk Saudi Electricity Company dengan total biaya 1 miliar SR, proyek untuk administratif kota Madinah dengan total biaya 1 miliar SR, serta proyek untuk urusan kesehatan di Madinah dengan total biaya 500 juta SR.