IHRAM.CO.ID, JEDDAH / JAKARTA - Sekitar satu juta orang Indonesia diperkirakan akan melakukan ziarah kecil ke Makkah selama musim Umrah saat ini. Pernyataan ini dihimpun melalui sumber diplomat dan industri perjalanan di Indonesia.
Sindi Putri, pegawai penanganan tanah Global Linsan Mandiri Services di Bandara Jakarta, mengatakan kepada Saudi Gazette bahwa perusahaannya melayani 30.000 peziarah Umrah sejauh musim umrah tahun ini.
Putri mengatakan mereka membantu peziarah menyelesaikan proses imigrasi. Dia mengatakan bahwa perusahaannya bekerja sama dengan berbagai agen perjalanan untuk memastikan ziarah agar bisa berjalan denan mulus.
Menurut Konsulat Jendral RI di Jeddah, jumlah peziarah umrah tahun ini diperkirakan bisa menembus 1 juta oran.
Pejabat di konsulat mengatakan agen perjalanan memberi tahu para peziarah tentang ritual dan tindakan dan larangan di Arab Saudi sebelum keberangkatan mereka.
Salamet Subendi termasuk di antara sekelompok peziarah Umrah. Pria berusia 50 tahun asal Jawa Barat itu melakukan umrah untuk pertama kalinya dalam hidupnya.
Dia mengatakan bahwa telah mendaftar untuk perjalanan sembilan hari di bulan Maret, namun mendapat kesempatan pada bulan November. Biaya rata-rata untuk perjalanan Umrah adalah SR8.300, kata Subendi, seraya menambahkan bahwa dia puas dengan layanan sejauh ini.
Pihak kementerian agama telah menetapkan biaya minimum SR6.300 untuk perjalanan Umrah. Penatapan harga ini untuk memerangi pasar gelap yang sebenarnya hanya untuk mengumpulkan uang dengan menawarkan tawaran harga yang sangat rendah.
Pemilik PT Bina Insani Madinah yang melaani peziarah haji dan umrah di Sumatra, Harie Madhona, mengatakan bahwa kelompoknya telah menjalankan perjalanan Umrah selama empat tahun. Ia memulai perusahaan berdasarkan pengalamannya sendiri saat melakukan haji dan umroh.
Madhona menganggap ibadah haji dan umrah di Sumatera membutuhkan peningkatan pelayanan. Ia memutuskan untuk mengumpulkan informasi dari orang Indonesia yang ia temui di Arab Saudi.
Perusahaannya sekarang bekerja sama dengan berbagai perusahaan dan instansi pemerintah untuk mengatur perjalanan umrah. Dia mengatur hingga enam perjalanan masing-masing memiliki 45 orang setiap tahunnya.
Ketika ditanya tentang tindakan yang mereka harapkan dari pemerintah Saudi untuk meredakan perjalanan Umrah, Madhona berkata, "Kami memerlukan kebijakan visa yang jelas dan adil. Kebijakan visa sering berubah tiba-tiba tanpa memberi tahu kami. "
Dia juga meminta pemerintah Saudi untuk mempertimbangkan kembali biaya yang dikenakan pada orang-orang yang melakukan perjalanan ziarah ziarah lebih dari satu kali.
Pa Kumar, mantan pejabat pemerintah yang berdomisili di Jawa Tengah, merupakan pemilik lain dari kelompok tur Umrah Indonesia. Tahun ini Kumar akan datang bersama tujuh anggota keluarganya untuk melakukan umrah. Mereka menemani sekelompok 70 peziarah.
Pa Kumar mengatakan bahwa dia telah mengunjungi Arab Saudi 27 kali. Namun, untuk memulai operasi Umrah baru dilakukannya dalam lima tahun. Menurutnya, dia mengirimkan jamaah umrah dengan harga yang dimulai dari SR 6,900 per peziarah.
Lima perusahaan penerbangan, termasuk maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia, selama ini telah mengangkut jamaah haji dari Arab Saudi ke Arab Saudi.
General manager Garuda Indonesia di Arab Saudi, Muhammad Luthfi mengatakan bahwa maskapainya mengoperasikan 33 penerbangan mingguan ke Jeddah dari sembilan destinasi berbeda di Indonesia. Dia mengatakan mengoperasikan delapan penerbangan seminggu ke Madinah, satu dari Surabaya dan sisanya dari Jakarta.
Sebagian besar lalu lintas udara antara Arab Saudi dan Indonesia adalah para peziarah umrah. Luthfi mengatakan bahwa mereka ingin mendorong orang Saudi untuk menggunakan maskapai ini, yang menawarkan harga yang kompetitif ke berbagai tujuan.
Luthfi mengatakan bahwa maskapai tersebut menyajikan makanan halal di dalam pesawat terbang dan awak kabin mengenakan seragam dengan sentuhan Timur Tengah. “Untuk kawasan Timur Tengah, kami hanya beroperasi di Jeddah dan Madinah," katanya.
Ditanya tentang komposisi awak kabin pesawat yang mengangkut jamaah umrah, Lutfi berkata, "Kami hanya menggunakan awak kabin Indonesia karena kami memiliki sumber daya manusia yang cukup dan kami juga ingin menekankan keramahan Indonesia."Garuda sekarang memiliki total 7.000 karyawan, kata Luthfi.