IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Sebagian besar pasar tradisional di jantung kota Riyadh seperti Al-Taamir, Al-Deira, Al-Makaleya, Al-Thamiri, dan Al-Qusman, dinilai kurang memiliki pelayanan publik. Akibatnya, para pembeli mengeluhkan pasar ini yang tidak memiliki pengaturan keamanan. Tidak ada petugas keamanan terlihat di pasar ini.
Dilansir dari Saudi Gazette, Senin (4/12), pasar ini menerima sejumlah besar pengunjung selama musim dingin. Pasar di kota Riyadh ini menjadi semakin populer karena toko-toko menawarkan pakaian musim dingin dengan harga yang relatif murah dibandingkan dengan produk yang ada di mal modern di kota tersebut.
Banyak masyarakat, termasuk turis dan sejumlah badan amal berduyun-duyun ke pasar populer ini untuk berbelanja kebutuhan mereka. Namun, sebagian besar toko di pasar ini, termasuk yang menjual aksesoris wanita, tidak mempekerjakan staf wanita.
Seorang pedagang bernama Saleh Mohamed Abdullah mengatakan, bahwa tokonya di pasar tradisional itu menjadi sangat ramai mendekati musim dingin. Dia berharap, agar pihak berwenang memperhatikan pasar tradisional di pusat kota Riyadh dan menyediakan layanan yang sangat mereka butuhkan.
Sementara seorang pedagang lainnya bernama Mohammed Hamid mengatakan, harga di pasar itu bervariasi sesuai permintaan. Karena kebanyakan toko adalah dealer grosir. Hamid juga mengatakan, bahwa pasar ini telah menarik banyak pengunjung dari berbagai segmen sosial masyarakat Riyadh dan provinsi-provinsi tetangga.
Seorang pembali, Fatima Amin, mengatakan bahwa dia lebih suka berbelanja di pasar tradisional itu pada pertengahan pekan untuk menghindari keramaian di akhir pekan. Dia mengatakan, harga yang ditawarkan di pasar ini, cukup masuk akal. Namun, dia menyayangkan kurangnya banyak pelayanan di pasar tersebut.
Menurutnya, pasar tersebut perlu memperbaiki dan memperhatikan soal kebersihan dan organisasi. Pihak berwenang pun harus memperhatikan untuk mempekerjakan perempuan di toko-toko yang khusus menjual perlengkapan wanita. Seperti halnya, toko pakaian dalam dan make-up.