IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Pengumuman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel telah menyakiti umat Islam di seluruh dunia, termasuk umat Islam Indonesia. Karena itu, wisatawan Indonesia yang ikut perjalanan travel umrah pun melakukan pomboikutan untuk tidak mengunjungi tempat wisata di AS.
Chief Executive Officer (CEO) Adinda Azzahra Tour, Priyadi Abadi mengatakan, setidaknya ada empat jadwal pemberangkatan yang dibatalkan ke AS sebagai bentuk solidaritas terhadap umat Islam yang ada di Yerusalem. Menurut dia, dari empat jadwal pemberangkatan tersebut setidaknya ada sekitar 100 orang yang boikot.
"Kita ada grup ke Amerika yang kami batalkan. Jadi Justru yang boikot itu ke Amerika (bukan ke Palestina)," ujarnya saat dihubungi //Republika.co.id//, Kamis (14/12).
Menurut dia, dari wisatawan yang boikot ke Amerika tersebut ada yang ikut paket umrah dan ada juga wisawan yang memang jalan-jalan akhir tahun ke tempat wisawata Muslim di Amerika. "Kebanyakan prmbatalan itu bukan dari kami juga tapi dari peserta yang membatalkan. Jadi terbalik ya mas. Boikotnya bukan ke Yerusalem tapi ke Amerika," ucapnya
Ia mengatakan bahwa untuk melakukan pembatalan terhadap Masjid Al Aqsa di Yerusalem, pihaknya saat ini masih mempertimbangkan dulu. Pasalnya, jika tidak melakukan kunjungan ke Yerusalem maka perekonomian umat Islam di Al Aqsa akan berkurang.
"Itu perlu dipertegas. Jadi Adinda Az-Zahra membatalkan beberapa pemberangkatan ke Amerika sebagai bentuk solidaritas. Tapi kalau kami membatalkan ke Aqsa nanti sektor ekonominya akan berhenti," katanya.
Menurut dia, pengumuman Trump terkait status Yerusalem tersebut saat ini juga masih sebatas wacana dan perencanaan. Namun, jika yang tidak diharapkan tersebut benar-benar terjadi maka tentu pihaknya juga akan melakukan pemboikotan terhadap Yerusalem lantaran secara ekonomi akan menguntungkan Israel.
"Tapi kalau sampai terjadi (Yerusalem ibu kota Israel), nanti boikotnya mungkin sampai ke sana juga (Yerusalem). Tapi kita perlu pikirkan saudara-saudara kita di Palestina bagaimana? jadi sutuasi ini memabg sangat tidak kita harapkan," jelasnya.