IHRAM.CO.ID, DUSHANBE -- Sebuah situs Maide.az melaporkan, pemerintah negara Asia Tengah berancana mencegah warga kurang mampu melakukan ziarah ke Tanah Suci pada tahun depan. Dilansir dari AhlulBayt News Agency pada Rabu (27/12), pihak berwenang mengatakan, tindakan itu bertujuan mencegah keluarga berpenghasilan rendah menjadi lebih miskin.
Pemerintah berancana menyelidiki status keuangan seseorang yang mengajukan diri mendaftar haji sebelum memberi persetujuan perjalanan ke Arab Saudi. Awal tahun ini, pemerintah Dushanbe melarang haji warga berusia kurang dari 35 tahun.
Komite Pemerintah untuk Isu-Isu Keagamaan dan Budaya mengumumkan pembatasan haji pada 13 April lalu. Komite tersebut beralasan pembatasan bertujuan memberi kesempatan pada umat Muslim yang lebih berumur melakukan haji. Hal itu sejalan dengan pembatasan Arab Saudi terhadap jumlah peziarah setiap negara setiap tahunnya.
Namun, banyak negara Asia Tengah percaya larangan tersebut merupakan usaha mencegah kaum Tajik muda mengembangkan gagasan radikal dan bergabung dengan kelompok ekstremis. Secara teknis, kebebasan beragama diabadikan dalam konstitusi Tajikistan.
Namun kenyataannya, praktik keagamaan mayoritas Muslim negara tersebut dikontrol ketat negara. Dalam beberapa bulan terakhir, Tajikistan semakin memperkuat cengkeramannya terhadap praktik Islam. Salah satunya, komentar pemerintah ihwal pakaian dan laporan tentang jenggot panjang.