Sabtu 13 Jan 2018 10:14 WIB

Malaysia Airlines Targetkan Kenaikan Penumpang Umrah/Haji

Rep: lida puspaningtyas/ Red: Muhammad Subarkah
Jamaah haji asal Malaysia. (ilustrasu/republika).
Foto: Republika/Zaky Alhamzah
Jamaah haji asal Malaysia. (ilustrasu/republika).

IHRAM.CO.ID,  PETALING JAYA -- Malaysia Airlines (MAS) menargetkan kenaikan pasar penerbangan haji dan umrah sebesar 10 persen untuk tahun 2018. Maskapai utama Malaysia ini juga sedang bersiap meluncurkan layanan baru dengan pesawat A380 pada Oktober tahun ini.

Ada sekitar satu juta peziarah yang melakukan ibadah haji dan umrah setiap tahunnya dari Malaysia. Menurut CEO grup MAS, Izham Ismail sejauh ini MAS menguasai sekitar enam persen pasar.
 
"Berapa banyak lagi yang bisa kita capai, kita ramalkan 10 persen market share," kata dia. MAS hingga saat ini telah mengamankan hampir 100 penerbangan carter untuk haji tahun 2018.
 
Selain itu, sejak November MAS telah melakukan penerbangan rutin setiap hari. Ini adalah bagian dari upaya untuk meningkatkan pendapatan tambahan dengan penggunaan asetnya yang tersedia.
 
Peluncuran A380 dinilai akan membantu mengangkut lebih banyak jamaah. Pesawat skala besar yang menawarkan layanan ekonomi ini memainkan peran lebih besar di pasar karena produk dan harganya.
 
Izham mengatakan kontrak MAS dengan Lembaga Tabung Haji untuk menerbangkan jemaah haji tahun ini telah diperpanjang. Enam A380 yang telah dikonfigurasi ulang akan menawarkan 700 kursi ekonomi, meningkat 204 kursi dari sebelumnya 496 kursi.
 
Tahun lalu, 1,74 juta peziarah asing tiba di bandara Saudi Arabia Jeddah dan Madinah. Lebih dari 570 ribu orang berasal dari Indonesia, Pakistan dan India.
 
MAS juga sedang dalam pembahasan dengan sejumlah travel untuk membentuk aliansi. Agar memudahkan peziarah terbang ke Arab Saudi. Sekarang, MAS juga menerbangkan peziarah dari Indonesia ke Arab Saudi.
 
Izham melihat potensi MAS cukup besar karena bisa mengambil pasar dari negara-negara tetangga. Melalui KLIA, MAS bisa berkembang ke Asia Tenggara, Cina dan Vietnam.
 
"Ini tidak akan berhenti di situ, karena pasar seperti Bangladesh dan India menawarkan potensi, begitu pula pasar Afrika dan Eropa Timur," kata dia seperti dilansir The Star, Jumat (12/1).
 

--

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement