IHRAM.CO.ID, Organisasi Muslim terkemuka, seperti Jamat-e-Islami Hind (JIH), All India Muslim Personal Law Board (AIMPLB), dan Jamiat Ulema-e-Hind meminta maskapai penerbangan di India memberi penawaran harga kompetitif untuk melayani musim haji 2018. Hal itu dampak dari kebijakan pemerintah India menarik subsidi haji.
Badan-badan Muslim menuturkan uang atas nama subsidi haji yang berjumlah 200 crore rupee (200 juta) tahun lalu, hanya ke Air India. Berdasarkan pengalaman, jamaah tidak mendapat keuntungan langsung dari subsidi itu.
Sekjen JIH Muhammad Salim Engineer meyakini penarikan subsidi berimbas pada peningkatan biaya keseluruhan haji. Kebijakan itu sangat berdampak pada masyarakat kurang mampu.
"Kesan palsu dibuat, subsidi ini adalah penyesatan komunitas Muslim dan menyeret uang pembayar pajak. Namun kenyataannya subsidi ini adalah pembayaran yang diambil dari haji India dan diberikan kepada maskapai penerbangan nasional Air India," kata Salim.
Ia mendesak pemerintah menjelaskan bagaimana rencana mengizinkan maskapai lain menerbangkan haji dari India. Mengingat, harga selangit yang mesti dibayar peziarah India pada Air India pada musim haji sebelumnya.
"Pemerintah harus mengambang tender global untuk menyewa maskapai penerbangan untuk haji," ujar Salim.
"Sekjen AIMPLB Maulana Wali Rahmani mempertanyakan alasan Air India mengenakan biaya antara 65 ribu rupee hingga lebih dari 1 lakh (100 ribu) pada jamaah haji India. Besaran biaya penerbangan tergantung dari titik mana calon jamaah tersebut berangkat.
"Pada hari-hari biasa, tiket ke Jeddah dari Delhi menghabiskan biaya sekitar 35 ribu rupee sampai 40 ribu rupee. Sekarang, jika Anda memesan tiket tiga bulan di muka, idealnya harus turun biayanya," kata Rahmani.
Ia mempertanyakan alasan pemerintah selama ini tak membuka teder terbuka untuk mengangkut calon jamaah haji. Bahkan, saat Air India terus menuai protes dari Muslim setempat.
Presiden JUHM Maulana Syed Qari Mohammed Usman juga mendesak maskapai yang melayani penerbangan ke Jeddah, mengajukan harga kompetitif mengangkut calon jamaah haji.
Ia menilai selama ini peruntukan subsidi tidak tepat sasaran. Ia mengatakan, umat Muslim telah lama menuntut tender terbuka bagi maskapai penerbangan.