Kamis 08 Feb 2018 13:03 WIB

Berbagai Foto Awal Pembuatan Kiswah di Makkah

Dalam sejarah perjalanannya yang panjang, kiswah tak melulu berwarna hitam.

Kabah dengan kain penutupnya, kiswah, yang mulai terangkat bagian ujung bawahnya.
Foto: Republika/Tommy Tamtomo
Kabah dengan kain penutupnya, kiswah, yang mulai terangkat bagian ujung bawahnya.

IHRAM.CO.ID, Akun Twitter KSA Old Photos yang dibagikan melalui jaringan media sosial pada hari Rabu lalu, memuat berbagai foto langka dari pabrik "kiswah” (kain penutup Ka’bah).

Foto tersebut menunjukkan rincian awal  memulai pabrik "Kiswah Ka’bah“ atas perintah raja Abdulaziz Al Saud. Di situ terlihat proes bagaimana  ksiwah pertama dibuat di Makkah.

Akun tersebut menyatakan bahwa Raja Abdulaziz memerintahkan pendirian pabrik tersebut untuk memproduksi kiswah Ka'bah pada tahun 1926. Dia membawa ke pabrik itu berbagai teknisi paling cemerlang yang membuah kiswahb pertama kali dibuat di Makkah.

Semua tahu. bahwa Kiswah sebelumnya di buat di luar Makkah atau Arab Saudi/.Barang itu diimpor dari Mesir. Benda itu di bawa dengan naik unta menyusuri padang pasir yang  ganas. Mereka dibawa melalui rombongan kafilah unta dari Yaman dan Mesir. Agar aman dari para penyamun mereka dijaga ketat.

photo
Awal pembuatan Kiswah di Makkah, tahun 1926.

Kiswah adalah kain yang menutupi Kakbah di Makkah, Saudi Arabia. Kain ini biasanya diganti setiap tahun pada tanggal 9 Dzulhijjah, hari ketika jamaah haji berjalan ke Bukit Arafah pada musim Haji. Nama kiswah dalam bahasa Arab berarti 'selubung' (kain yang dikenakan pada peti) dan seasal dengan kata kisui dalam bahasa Ibrani.

Setiap tahun, kiswah lama diangkat, dipotong-potong menjadi beberapa bagian kecil dan dihadiahkan kepada beberapa orang, pejabat Muslim asing yang berkunjung dan organisasi asing. Beberapa di antara mereka turut bertukar suvenir Haji. Pembuat kiswah yang terkenal pada masa Jahiliah adalah ad-Dibaj Natilah binti Hibban, ibu dari Abbas bin Abdul Muthalib.

Pada masa-masa sebelumnya Umar bin Khattab memotong-motongnya dan membagi-bagikannya kepada para jamaah yang hendak menggunakannya sebagai pelindung dari panasnya suhu kota Makkah. Biaya pembuatan kiswah saat ini mencapai SR 17.000.000. Kain ini memiliki luas 658m2 dan terbuat dari sutera seberat 670 kg. Jahitannya terdiri dari benang emas seberat 15 kg.

Kain kiswah ini terdiri dari 47 bagian kain dan masing-masing kain memiliki panjang 14m dan lebar 101m. Kiswah dipasang mengitari Kakbah dan direkatkan ke tanah menggunakan cincin tembaga Jahitan ayat-ayat Quran yang biasanya dirancang secara manual sekarang dibantu oleh komputer yang mempercepat masa pembuatan kain ini.

Sejarah mencatat, Ka'bah sudah berkerudung kiswah sejak zaman Nabi Ismail AS. Berbeda dengan kiswah saat ini yang terbuat dari kain beludru, pada masa itu kiswah dibuat dari kulit unta. Sementara, Nabi Muhammad SAW diriwayatkan pernah memerintahkan pembuatan kiswah dari kain Yaman. Kemudian, para khalifah yang termasuk dalam khulafa al rasyidin membuat kiswah dari kain benang kapas.

Jika kini kita melihat kiswah berwarna hitam legam, ternyata dalam sejarah perjalanannya yang panjang, kiswah tak melulu berwarna hitam. Kain penutup Ka'bah ini pernah berwarna putih, kuning, hijau, bahkan merah berlajur-lajur. Kiswah merah berlajur-lajur itu merupakan kiswah pertama yang dibuat dari kain tenun Yaman. Sedangkan, kiswah putih dibuat pada zaman Khalifah Ma'mun ar-Rasyid. Lain halnya dengan kiswah warna hijau yang dibuat atas perintah Khalifah an-Nasir dari Bani Abbasiyah.

Pada era awal perkembangan Islam, Ka'bah memang lebih sering ditutupi kiswah warna-warni. Namun, sejak awal abad ke-12 atau sekitar 600 Hijriyah, kiswah berwarna hitam mulai menyelimuti kiblat umat Islam itu.

Sebelum dibuat di Makkah, kiswah biasanya dibuat di negeri di luar Hijaz (nama kuno Arab Saudi). Kiswah kemudian diberikan kepada pemerintah Hijaz sebagai hadiah. Dalam kurun waktu yang lama, kiswah dibuat di Mesir. Ini dimulai dari masa pemerintahan Sultan Sulaiman pada 950-an Hijriyah hingga masa pemerintahan Muhammad Ali Pasya pada 1920-an. Bahkan, atas perintah Muhammad Ali Pasya, dibukalah kantor pemerintah khusus untuk urusan kiswah.

photo
Kain sebelum dijadikan kiswah.

Namun, seusai Perang Dunia I, pengiriman kiswah ke Saudi terlambat. Keterlambatan itu terjadi lantaran situasi tak menentu sebagai dampak Perang Dunia I (1914-1918). Mengingat kiswah belum juga datang hingga awal Dzulhijah, maka pemimpin Saudi saat itu memutuskan untuk membuat kiswah sendiri. Sejak 1932, kiswah sudah diproduksi di sebuah pabrik yang terletak di pinggiran Kota Makkah.

Jurnalis Uni Emirat Arab, Rym Ghazal, dalam artikelnya di laman onislam.net menyebut, setiap tokoh atau pemimpin Islam pada masa lalu selalu meninggalkan tanda atau warisan pada kiswah. Alhasil, kain indah ini tak hanya mengandung nilai keagamaan, tapi juga sosial, ekonomi, serta budaya yang menegaskan masa tertentu dalam sejarah.

photo
Pembuatan kiswah.

Contohnya, kiswah yang ada pada masa pemerintahan Sultan Sulaiman I. Kiswah itu menunjukkan kekuatan dan kekuasaan pemimpin Kesultanan Turki Utsmani itu. Ia adalah sultan yang berkuasa paling lama di Turki Utsmani, yakni pada 1520 hingga 1566 saat ia wafat.

Kiswah pada era Sultan Sulaiman I itu, kini dimiliki oleh Ahmed Al- Mansoori yang kemudian memajangnya di museum peradaban miliknya di Dubai, Uni Emirat Arab. "Kiswah ini adalah penghormatan terbesar yang dianugerahkan setiap pemimpin Muslim terhadap Ka'bah," ujarnya

sumber : Al Arabiya.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement