IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Dewan Shoura Arab Saudi pada hari Selasa lalu sepakat untuk mempelajari sebuah proposal untuk memberikan kebangsaan kepada anak-anak yang ibunya adalah orang Saudi tapi para ayah adalah orang-orang non-Saudi.Dengan mayoritas 63 suara, Dewan setuju untuk mempelajari dua proposal yang bertujuan mengubah peraturan dan peraturan kewarganegaraan Saudi.
Proposal diajukan sekitar dua tahun yang lalu namun belum pernah dibahas.nUsulan tersebut diajukan oleh dua anggota incumbent Latifa Al-Shaalan dan Ata Al-Sibaiti dan tiga anggota wanita lainnya Haya Al-Manie, Thuraya Obaid, dan Wafa Taibah. Diskusi panas yang diajukan di Dewan dengan beberapa anggota mendukungnya sepenuhnya dan yang lainnya menentangnya dengan keras.
Fahd Al-Anzi, seorang anggota dengan latar belakang hukum, menentang pemberian kewarganegaraan anak-anak yang ibunya adalah orang Saudi tapi ayah adalah orang-orang non-Saudi. Ia beralasan bahwa anak-anak tersebut biasanya terikat pada ayah mereka.
"Perkawinan seorang wanita Saudi dengan pria non-Saudi adalah pilihannya, Tapi memberi kebangsaan kepada anak-anaknya tidak," katanya.
Faisal Al-Fadil, anggota lain yang memiliki latar belakang hukum, menentang rekannya. Dia mengatakan bahwa pemberian kewarganegaraan kepada anak-anak tersebut menyangkut hak asasi manusia yang terkandung dalam Syariah.
Iqbal Darandri, seorang anggota perempuan, mendukung usulan tersebut. Ia mengatakan beberapa anak lahir di Kerajaan Saudi dan tidak tahu tanah air lainnya.
Noura Al-Masaad, seorang anggota wanita yang merupakan orang pertama yang berbicara di Dewan tersebut, mengatakan bahwa sebagian besar negara memberikan kebangsaan kepada anak-anak perempuan yang menikah dengan pria asing.
Abdullah Al-Harbe mengatakan banyak orang yang ibunya adalah orang Saudi tapi ayah non-Saudi sangat berkualitas.
Mencegah orang-orang seperti itu dari kebangsaan akan mencabut Kerajaan kader yang berkualitas.