Senin 26 Feb 2018 18:13 WIB

MUI Minta Pemerintah Utamakan Keluhan Jamaah Haji

Tahun ini jamaah haji diusulkan mendapat makan di tanah suci sebanyak 40 kali,

Rep: novita intan/ Red: Muhammad Subarkah
Salah satu rombongan jamaah haji khusus asal Indonesia.
Foto: Dok Patuna Travel
Salah satu rombongan jamaah haji khusus asal Indonesia.

IHRAM.CO.ID, Republika.co.id, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) tengah berusaha meningkatkan kualitas pelayanaan haji 2018. Langkah ini dilakukan sebagai upaya menambah kepuasaan pelayanan haji.

Tahun ini, Kemenag mengusulkan agar jumlah makan jemaah haji di Tanah Suci, Arab Saudi menjadi 40 kali selama prosesi ibadah haji. Angka ini meningkat dibanding tahun lalu hanya 25 kali.

Selain makan, Kemenag juga berusaha meningkatkan kualitas pelayanan sektor transportasi di Tanah Suci. Kualitas bus yang dipakai jamaah untuk berpindah dari satu ke kota lain akan diperbaruhi sehingga kenyamaan dijamin lebih baik.

Menanggapi langkah pemerintah tersebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengapresiasi usaha yang dilakukan Kemenag untuk memperbaiki kualitas layanan haji. Hanya saja, pemerintah lebih dulu mendengar keluhan para jamaah selama ini.

Selalu dikeluhkan pertama jarang yang jauh pemondokan dari Masjidil Haram agar khusyu, itu yang juga harus diperbaiki pemerintah, ujar Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia, KH Cholil Nafis usai acara Peluncuran Buku Jawa dan Halal di Thailand, di Gedung Muhammadiyah, Jakarta, Senin (26/2).

Secara terpisah, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Noor Achmad menambahkan sudah seharusnya setiap tahun peningkatan kualitas layanan haji harus diperbaruhi oleh pemerintah. Sehingga para jemaah bisa merasakan kenyaman sekaligus kekhusyuan dalam beribadah di Tanah Suci.

"Saya setuju saja, apabila dengan peningkatan kualitas layanan tersebut bisa diperbaiki tidak masalah juga menambah biaya, asal masih wajar tidak lebih dari lima persen," ujarnya ketika dihubungi Republika.

Sebelumnya, Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis mengatakan selama operasional haji, jamaah Indonesia mendapat layanan katering di Jeddah, Madinah, Arafah-Muzadalifah-Mina (Armina) dan Makkah.

Ia mengatakan usulan diajukan dengan menyerap usulan jamaah dan hasil evaluasi pengawas serta pemangku kepentingan haji. Sejatinya, jamaah berharap agar layanan katering diberikan secara penuh selama di Makkah.

Namun, kondisi di Makkah tidak memungkinkan sehingga masih ada lima hari yang tidak ada layanan katering.

"Yang tidak kami berikan hanya lima hari, tiga hari jelang pelaksanaan Wukuf Arafah dan dua hari setelah kepulangan Nafar Tsani dari Mina. Pada lima hari itu tidak memungkinkan untuk memberikan layanan katering karena kepadatan yang luar biasa di Makkah," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement