IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Lantunan syair Ya Lal Wathan oleh jamaah umrah Banser GP Ansor saat sa'i masih terus menuai pro dan kontra di masyarakat Muslim. Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM-PBNU), Asnawi Ridwan mengatakan menggaungkan syair Ya Lal Wathan saat pelaksanaan sa'i adalah sebuah kebaikan.
"Akan tetapi, ada syaratnya, yakni tidak disuarakan dengan arogan hingga mengganggu yang lain," ujarnya kepada Republika, Jakarta, Kamis (1/3).
Asnawi lantas mengutip hadist "Dijadikannya thawaf di Baitullah, sa'i antara Shofa dan Marwa, dan melempar jimar adalah demi menjaga konsistensi diri dalam berdzikir pada Allah." Ia menjelaskan sa'i tidak hanya diisi dengan kalimat-kalimat doa, tapi juga dianjurkan untuk melafazkan zikir.
"Tidak sepatutnya bila dalam pelaksanaan ritual ibadah tersebut ternyata kita lalai (ghoflah) dari zikir kepada Allah, terlebih lagi masih membawa kebiasaan maksiat dan belum mau bertaubat," kata Asnawi.
Apakah syair Ya Lal Wathan termasuk kategori zikir? "Jawabannya, iya. Karena syair tersebut mengajak pada dua kebaikan, yakni ingat kepada Allah dan mengajak cinta Tanah Air," ungkapnya.
Asnawi mengatakan cinta Tanah Air adalah kewajiban setiap Muslimin. Terlebih lagi, saat ini banyak yang tidak memahaminya.
"Tidak mencintai NKRI beserta perangkatnya adalah perbuatan dosa. Maka, diharuskan untuk segera bertaubat, terlebih saat melaksanakan ibadah sa'i," katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Yaqut Cholil Qoumas, menjelaskan syair Ya Lal Wathan yang terlantun saat sa'i merupakan spontanitas jamaah Banser GP Ansor. Ia meminta maaf jika hal ini dianggap mengganggu hubungan bilateral Indonesia dan Arab Saudi.
"Jadi, syair Ya Lal Wathan yang dikumandangkan Banser di Mas'a (tempat sai) itu adalah murni spontanitas," kata pria yang akrab disapa Gus Yaqut itu pada Republika.co.id, Rabu (28/2).