IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Penipuan terhadap calon jamaah umrah ikut memengaruhi kepercayaan terhadap agen travel. Akibatnya, berpengaruh pada berkurangnya jumlah jamaah umrah di Indonesia.
Ketua Asosiasi Pelaksana Haji, Umrah dan In-Bound Indonesia (Asphurindo) Syam Resfiadi mengatakan ada tiga alasan terjadinya penurunan jumlah jamaah umrah di Indonesia. Tiga faktor tersebut adalah kekhawatiran masyarakat terhadap agen travel, daya beli masyarakat Indonesia menurun dan kenaikan pajak Arab Saudi.
Tiga faktor itu yang membuat jumlah jamaah umrah Indonesia menurun. "Padahal jika dilihat, peminat umrah dengan jumlah umat Islam di Indonesia mengalami peningkatan, mereka (konsumen Indonesia) masih wait and see juga melihat kurs di Indonesia," ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Selasa (12/3).
Ia melihat, agen travel di Indonesia yang memainkan harga umrah yang ditetapkan Kementerian Agama (Kemenag) hanya sekitar 20-30 persen saja. Ini artinya, faktor tersebut bukan alasan utama jumlah jamaah umrah mengalami penurunan.
"Mereka (konsumen Indonesia) hanya merasa khawatir agen travel. Travel umrah yang nakal sedikit, mereka yang tidak diberangkatkan umrah hanya sekitar 75 sampai 100 ribu sisanya norma, tapi ini agak sulit jika ditanyakan ke travel," jelasnya.
Kendati demikian, ia memperkirakan penurunan jumlah jamaah umrah di Indonesia hanya bersifat sementara. Sebab, ada beberapa komponen tidak kondusif yang tidak diakomodir oleh stakeholder Saudi.
"Dulu di Saudi komponen umrah hanya bersifat sedekah karena sumber kekayaan mereka (Saudi) adalah minyak. Tapi sekarang Saudi menaikkan pajak untuk umrah dan haji karena pendapatan kerajaan Saudi berkurang, itu yang juga terasa di Indonesia," ucapnya.
Sebagai catatan, Asphurindo mencatat jumlah jamaah pada akhir 2017 diperkirakan mencapai 300 jamaah dari rata-rata per travel. Asphurindo membawahi sekitar 500 travel yang saat ini aktif sehingga, ada sekitar 150 ribu jamaah umrah yang akan diberangkatkan di akhir Desember.