Kamis 22 Mar 2018 15:00 WIB

Gelang Jamaah Berkode QR Hindari Kekeliruan Data

Gelang dengan kode QR memudahkan petugas dalam mengidentifikasi jamaah.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Pekerja menyelesaikan pembuatan gelang identitas calon haji. (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pekerja menyelesaikan pembuatan gelang identitas calon haji. (Republika/Yasin Habibi)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Jamaah haji Indonesia pada pelaksanaan musim haji 1439 H/2018 M akan menggunakan gelang yang dilengkapi kode QR (QR code). Gelang tersebut berisi data jamaah haji.

Kasubdit Dokumen dan Perlengkapan Haji Reguler Kementerian Agama Nasrullah Jasam mengatakan tambahan kode QR pada gelang jamaah haji bertujuan memudahkan petugas dalam mengidentifikasi jamaah. "Jika ada jamaah tersesat, petugas akan mudah mengantarkannya tanpa harus menghubungi ke Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat). Dia mampu melacak informasi atau data tentang jamaah tersebut dengan menggunakan aplikasi QR dan barcode scanner," kata Nasrullah, saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (22/3).

Sebelumnya, petugas haji melacak atau mengidentifikasi jamaah dari nomor paspor yang tertera di gelang. Namun saat diinput secara manual melalui data Siskohat, potensi kelirunya besar.

Saat data yang dimasukkan keliru, data tidak akan terkoneksi dan harus diulangi kembali. Hal itu menurutnya membutuhkan waktu lagi.

Karenanya, tahun ini cukup dengan memindai kode QR yang terdapat pada gelang jamaah. Selanjutnya, data jamaah mulai dari nama, nomor paspor, asalnya, nomor kloter, hotel di Makkah dan Madinah akan muncul.

Ia mengatakan, gelang yang digunakan jamaah tetap satu, hanya saja ditambahkan kode QR. Menurutnya, gelang tidak menggunakan kode batang (barcode) karena bentuknya yang memanjang dan jika dipindai (scan) harus datar. Sedangkan gelang berbentuk melingkar dan kode QR hanya membutuhkan tempat kecil sehingga saat dilakukan pemindaian tidak bermasalah.

Nasrullah mengatakan pencetakan nama di gelang akan dilakukan di embarkasi. Selain itu, pembagian gelang kepada jamaah haji juga dilakukan di embarkasi, sekitar satu hari sebelum jamaah diberangkatkan ke Arab Saudi.

Hal itu karena manifest yang definitif atau nama-nama jamaah haji yang akan berangkat ke Tanah Suci baru diketahui saat di embarkasi. Tidak menutup kemungkinan terdapat jamaah yang tidak jadi berangkat ibadah haji.

"Kloter definitif, nama definitif, dan manifest definitif itu adanya di embarkasi. Nanti kita cetak sesuai manifest dan dibagikan kepada jamaah di embarkasi," lanjutnya.

Nasrullah mengatakan sudah melakukan diskusi dengan pihak-pihak terkait di lingkungan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) dan Siskohat terkait kemungkinan diterapkannya gelang kode QR. Dari hasil diskusi tersebut, menurutnya, penggunaan kode QR pada gelang jamaah haji tahun ini sangat mungkin dilakukan. Ia juga sudah melakukan survei ke pabrik produsen gelang dan ternyata sangat mungkin menambahkan kode QR di samping bendera di gelang.

Sebelumnya, Dirjen PHU Nizar Ali mengatakan pengadaan gelang berkode QR itu menunggu penetapan Keputusan Presiden (Kepres) terkait Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH). Terkait ini, Nasrullah mengatakan pembuatan gelang bisa dipastikan selesai sebelum pelaksanaan musim haji tahun ini.

Tahapan terkait penggunaan QR Code pada gelang jamaah haji sudah mulai dilakukan. Spesifikasi dan survei ke lapangan telah dilakukan sehingga ketika Kepres soal BPIH keluar, pengurusan gelang bisa langsung berjalan.

"Jamaah haji Indonesia kloter pertama diberangkatkan pada 16 Juli, Insya Allah akan sesuai rencana dan gelang akan dibagikan di embarkasi," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement