IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Masyarakat diingatkan untuk lebih berhati-hati ketika memilih travel umrah becermin dari banyaknya penipuan yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Kendati Kementerian Agama (Kemenag) telah menerapkan sejumlah peraturan untuk jmencegah penipuan, tetap saja masih ada calon jamaah umrah yang terlantar.
Dirut PT Inhil Arjuna Wisata, Zahrini Mahdi, mengatakan masyarakat sebenarnya bisa mengantisipasi penipuan itu sejak awal. Calon jamaah umrah mesti melakukan tindakan pencegahan sendiri dengan cara, pertama, mengecek perizinan dari biro travel yang hendak digunakan. "Sudah terdaftar di Kemenag atau belum, ini bisa dicek di aplikasi Umrah Pintar milik Kemenag," kata dia di Jakarta, Ahad (25/3).
Di sela peluncuran logo baru dan reuni akbar jamaah Inhil Arjuna Wisata, perempuan yang akrab disapa Rini itu mengatakan setelah dicek perizinannya, masyarakat juga perlu menyelidiki kapan terakhir travel itu memberangkatkan jamaah umrah. "Yang terpenting sebelum mendaftar harus memastikan dulu kapan jadwal keberangkatan umrahnya," ujar dia.
Calon jamaah umrah, kata Rini, juga harus menanyakan kapan visanya keluar dan menanyakan fasilitas hotelnya selama di Arab Saudi. Belum lagi soal tiket pesawat pergi pulang yang harus ditanyakan juga ke biro travel.
"Bila perlu masyarakat langsung mengecek ke hotel yang disebutkan perusahaan travel itu," kata dia memaparkan. "Pertanyaan-pertanyaan ini wajib rutin ditanyakan sebelum keberangkatan."
Rini menilai, standar biaya umrah minimal senilai Rp 18 juta sudah benar. Namun, ia menyebutkan, ada travel yang mengenakan biaya sebesar itu tapi fasilitas yang diberikan kepada jamaahnya untuk harga Rp 25 juta. Dalam kasus ini, biro travel harus menjelaskan bagaimana dengan harga sebesar itu bisa memberikan fasilitas jauh di atas biaya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
