Kamis 29 Mar 2018 10:41 WIB

BPKH Alokasikan Rp 15 T di Instrumen Pasar Modal Syariah

Investasi pasar modal akan meningkat dari 15 menjadi 35 persen pada akhir 2021.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Agus Yulianto
Karyawati melayani nasabah untuk melakukan pelunasan biaya haji (Ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Karyawati melayani nasabah untuk melakukan pelunasan biaya haji (Ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) akan memindahkan dana haji sebanyak Rp 15 triliun dari deposit di bank syariah ke investasi pasar modal. Saat ini, dana haji berjumlah sekitar Rp 104 triliun dan sekitar 65 persennya disimpan di 23 bank syariah.

Anggota BPKH, Benny Witjaksono menyampaikan sebanyak Rp 15 triliun dari Rp 67 triliun ini akan dialokasikan pada instrumen pasar modal berbasis syariah. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah ini adalah sekitar 4,5 persen dari total dana pihak ketiga di industri bank syariah yang berjumlah sekitar Rp 334,7 triliun pada 2017.

"Kita akan memindahkan pada investasi secara bertahap, dari deposit di bank ke instrumen pasar modal," kata Benny dilansir Salaam Gateway, Rabu (28/3). Menurutnya, rencana ini mengikuti regulasi pemerintah tentang pengelolaan dana haji yang tertuang dalam PP No.5 tahun 2018.

Bahwa, sebanyak 50 persen dari dana haji bisa disimpan di bank Syariah, 20 persen ditempatkan di investasi langsung, 15 persen di instrumen pasar modal seperti ekuitas, sukuk dan reksa dana, juga 15 persen pada investasi lainnya termasuk emas.

Baca Juga: BPKH Cari 20 Manajer Pengelola Dana Haji untuk Investasi

Alokasi dana pada investasi pasar modal akan meningkat dari 15 persen menjadi minimum 35 persen pada akhir 2021. Menurut rencana strategis BPKH 2018-2020, jumlahnya akan mencapai Rp 47 triliun atau 35 persen dari total perkiraan dana haji sebesar Rp 135 triliun pada 2021.

"Pada akhirnya, tujuan utamanya adalah memberikan pedapatan maksimum bagi jamaah haji," kata Benny. Menurut OJK, total net aktif instrumen pasar modal berbasis syariah mencapai Rp 28,3 triliun pada akhir Januari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement