IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Organisasi pengawas haji global Al-Haramain Watch menerima banyak keluhan dari pemerintah dan penduduk Malaysia terkait kuota haji. Arab Saudi menutup program registrasi elektronik sebelum waktu penutupan, sehingga banyak orang kehilangan kesempatan mendaftar. Padahal, hingga saat ini ada sekitar 3 juta calon jamaah haji (calhaj) yang masuk dalam waiting list.
Al-Haramain adalah organisasi yang dibentuk pada 2018 untuk memastikan pengelolaan haji yang baik. Mereka juga menekankan pelaksanaan yang netral dan otoritas Saudi menjauhi praktik politisasi haji juga umrah.
Pemerintah Arab Saudi telah menegaskan, tidak ada lagi kuota untuk jamaah dari Malaysia. "Tidak ada tempat untuk mengakomodasi penambahan jumlah jamaah dari Malaysia," katanya dilansir Middle East Monitor, Rabu (4/4).
Sumber yang dekat dengan pemerintah Malaysia mengatakan, saat ini, sudah ada tiga juta jamaah yang menunggu giliran berhaji. Sehingga waktu tunggunya bertambah jadi 106 tahun.
Pemerintah Malaysia sudah membuat beberapa permintaan khusus agar Saudi mau meningkatkan kuota haji mereka. Namun Riyadh berulang kali menolak karena tidak punya pilihan lain.
Mereka tidak memiliki tempat lagi. Seorang penduduk Malaysia berusia 73 tahun menunjukkan, kemarahannya pada keputusan Saudi. "Saya tidak tahu kapan giliran saya tiba untuk berhaji, saya sudah menabung bertahun-tahun," kata dia.
Ia mengaku, sangat marah karena tidak diizinkan berhaji lagi tahun ini. Saudi hanya memberikan kuota sebanyak 30.200 kursi, sama seperti tahun lalu. Padahal jumlah orang yang mendaftar hingga Februari tahun lalu sudah mencapai 2,6 juta orang.