IHRAM.CO.ID, SLEMAN -- Daging di Tanah Suci saat musim haji terbilang sangat melimpah. Karenanya, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) berencana mengirimkan daging kurban jamaah haji di Arab Saudi ke Indonesia.
Anggota Badan Pelaksana Bidang Sumber Daya Manusia dan Kemaslahatan BPKH, Rahmat Hidayat menilai, sebagian besar jamaah haji Indonesia merupakan jamaah haji tamattu. Artinya, mereka memiliki kewajiban mengeluarkan dam atau denda atau tebusan.
Selama ini, dam milik jamaah haji Indonesia dipotong dan didistribusikan di Arab Saudi, yang dirasa belum tentu tersalurkan tepat karena faktor daging yang melimpah. Selain itu, proses pemotongan tidak diketahui karena kerap melalui perorangan.
"Sekarang, rencananya BPKH mendorong jamaah haji membayar dam itu melalui Islamic Development Bank (IDB) yang merupakan lembaga resmi," kata Rahmat kepada Republika.co.id saat ditemui di sela-sela Konferensi Filantropi Islam Asia Tenggara, Selasa (24/4).
Ia menerangkan, bayaran yang harus dikeluarkan jamaah haji sekitar 400 riyal untuk jamaah haji plus. BPKH sendiri sudah memiliki komitmen dengan IDB untuk mengirim daging di sana yang jumlahnya sangat besar ke Indonesia.
Rencananya, daging yang akan dikirim ke Indonesia sudah dipotong bersih. Menurut Rahmat, jumlah dagingnya memang tidak terlalu besar, tapi tidak pula terlalu kecil mengingat kisarannya mencapai 170 ton.
Rahmat merasa, daging kurban jamaah haji akan sangat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia yang umumnya berada dalam keadaan miskin. Terlebih, memakan daging bagi sebagian besar masyarakat Indonesia masih terbilang sesuatu yang mewah.
Setelah itu, tinggal BPKH menghitung seperti apa pengiriman daging-daging itu ke Indonesia dan berapa biaya pasti yang harus dikeluarkan. Ia berharap, sebagian biaya itu itu dapat ditanggung CSR dari IDB itu sendiri.
"Kami kemarin menghitung, tapi ini perkiraan, belum final, perkiraan kasar per kilo sekitar 7-8 ribu biayanya," ujar Rahmat.
Artinya, lanjut Rahmat, jika dikumparasikan dengan harga daging di Indonesia itu akan sangat bermanfaat. Semisal harga daging di Indonesia Rp 100 ribu per kilo, tentu tidak sebanding dengan biaya pengiriman Rp 8.000.
Jika ditotal banyaknya jamaah haji, BPKH memperkirakan hanya akan memakan biaya sekitar satu koma sekian miliar rupiah. Menurut Rahmat, jika mengambil dana kemaslahatan angka itu tidak terlalu besar, syukur-syukur IBD mau menanggung sebagian biayanya.
"Kita berharap pada tahun haji ini sudah bisa dimulai, tapi ini ikhtiar kita maksimal, semoga Allah memberikan kemudahan," kata Rahmat.