REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Daeng Taddang (83 tahun) dan istrinya Daeng Lenteng (50 tahun) hampir setiap hari tak kuasa menahan tangis. Suami istri ini adalah peserta umrah Abu Tours asal Desa Marumpa, Kecamatan Marusu, Maros, Sulawesi Selatan yang sudah menyetor uang, masing-masing Rp 17 juta pada Agustus 2017 lalu.
Mereka dijanjikan berangkat pada Januari dan Februari 2018, tapi kemudian batal berangkat. Nasib mereka sama dengan lebih 86 ribu calon jamaah umrah Abu Tours yang gagal diberangkatkan.
Uang yang dikumpulkan untuk biaya umrah merupakan hasil dari mengayuh becak selama 10 tahun di Pasar Bulu-bulu. Pendapatan menarik becak yang tidak menentu ini disimpan sedikit demi sedikit. Itupun ternyata belum mencukupi sehingga mereka harus meminjam uang Rp 8 juta kepada keluarganya.
Daeng Taddang yang tidak bisa baca dan tulis ini hanya bisa pasrah. Tak ada keinginan lain. Mereka berharap tetap ditakdirkan menjadi tamu Allah dan melihat Ka’bah secara langsung sebelum ajal menjemput. Namun, jika tidak, artinya Allah belum memanggil mereka menjadi tamu-Nya.
"Ya pasrah saja. Kalau Allah berkehendak, segala sesuatu bisa terjadi. Kami tidak pernah putus asa meski kecil kemungkinan. Setiap saat kami berdua berdoa biar Allah kasih kami jalan melihat Ka’bah secara langsung sebelum kami mati," ujarnya dalam rilis LAZ Al Azhar yang diterima Republika.co.id, Kamis (26/4).
Di balik musibah yang menimpanya, ternyata ada nikmat Allah yang luar biasa. Mimpi Daeng Taddang dan istri agar beribadah ke Tanah Suci terwujud. Dalam acara Talkshow Hitam Putih, Selasa (17/04), Tim Kreatif menghadirkan keduanya beserta anaknya sebagai tamu undangan dan memberikan hadiah kejutan di akhir acara.
Direktur Eksekutif LAZ Al Azhar Sigit Iko Sugondo tiba-tiba muncul dari kursi penonton dan memberikan hadiah dua paket umrah untuk Daeng Taddang dan Daeng Lenteng. Merekapun langsung tak kuasa menahan rasa bahagia dan bersujud sebagai tanda rasa syukur.
Sigit mengatakan sosok Daeng Taddang sangat inspiratif. Di tengah keterbatasan ia tetap bersemangat untuk menabung demi mencapai cita-citanya umrah ke Tanah Suci.
“Insya Allah kami membawa amanah dari para dermawan di luar sana supaya Bapak bisa mewujudkan cita-cita pergi ke Tanah Suci . Semoga Allah meridhai usaha kita semua,” kata Sigit.
Sambil menahan tangis, Daeng Taddang mengaku sangat bahagia mendapat hadiah perjalanan umrah ini. Rusli, anak Daeng Taddang dan Daeng Lenteng juga mengaku, ayahnya mengayuh becak dari tahun 1972. Selama 10 tahun menabung, akhirnya kini orangtuanya bisa beribadah ke Tanah Suci.
“Alhamdulillah hari ini doa bapak saya terkabulkan. Dan buat donatur, terima kasih atas bantuannya kepada orang tua saya. Semoga bantuan ini bisa dibalas kebaikan oleh Allah Subhanahu Wata’ala,” ujar Rusli.